News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pelecehan dan Bullying di Kantor

Kuasa Hukum Terlapor Bantah Kliennya Ajak Damai: MS Datang Bersama Ibunya ke KPI Nangis-nangis

Penulis: Shella Latifa A
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kuasa Hukum Terlapor Kasus Pelecehan Seksual RT dan EO, Tegar Putuhena (kiri) bersama kuasa hukum RM Anton Febrianto memberikan keterangan pemeriksaan di Polres Metro Jakarta Pusat, Senin (6/9/2021).

TRIBUNNEWS.COM - Pihak terlapor berinisial RT dan EO dugaan kasus pelecehan dan bullying KPI Pusat angkat bicara soal pertemuan perdamaian dengan pegawai MS, yang terjadi Rabu (8/9/2021) lalu.

Diwakili sang kuasa hukum dari kedua terduga pelaku, Tegar Putuhena membantah pihaknya memaksa dan mengajak MS untuk berdamai.

"Dikatakan klien kami melakukan paksa-memaksa kepada saudara MS untuk damai."

"Saya bisa pastikan bahwa pernyataan itu adalah dusta," ucap Tegar, dikutip dari tayangan YouTube Kompas TV, Sabtu (11/9/2021).

Baca juga: Desakan KPI Dibubarkan Mencuat setelah Korban Pelecehan Diintimidasi agar Damai dan Cabut Laporan

Ia menekankan, inisiatif awal perdamaian datang dari MS dan keluarganya.

Bahkan, kata Tegar, MS dan ibunya mendatangi ke KPI sembari menangis meminta diadakan mediasi dengan kliennya.

"Pada Selasa (7/9/2021), MS bersama ibunya datang ke KPI nangis-nangis kemudian minta pihak KPI untuk mediasi pertemuan dengan pihak kami, dengan klien dan terlapor lainnya."

"Dalam rangka untuk membahas penyelesaian perkara ini sebelum masuk ke proses hukum." jelas Tegar.

Merespon inisiatif itu, terlapor RT dan EO pun menyetujui untuk membahas perdamaian.

Kuasa Hukum Terlapor Kasus Pelecehan Seksual RT dan EO, Tegar Putuhena (kiri) bersama kuasa hukum RM Anton Febrianto memberikan keterangan pemeriksaan di Polres Metro Jakarta Pusat, Senin (6/9/2021). (Tribunnews.com/Fandi Permana)

Saling Melempar Persyaratan Damai

Tegar melanjutkan, dalam pertemuan yang diadakan pada Rabu (8/9) itu, baik pihaknya maupun MS sama-sama mengajukan persyaratan perdamaian.

Terlapor RT dan EO meminta pegawai MS untuk membantah adanya pelecehan seksual dan bullying.

Sebab, lanjut Tegar, insiden pelecehan seksual dan bullying itu tidak pernah terjadi.

"Dari pihak kami, berupa syarat merestorasi keadaan kembali seperti semula."

"Konkritnya, karena nama klien kami sudah terlanjur rusak dan tercemar karena tuduhan yang belum terbukti benar adanya, maka syarat itu diminta."

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini