News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Anak Indonesia di Bawah Bayang-bayang Dampak Negatif Gadget, Pengamat: Mayoritas Tanpa Pengawasan

Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Arif Fajar Nasucha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah pelajar melakukan kegiatan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di Balai Warga RT 05/RW 02 Kelurahan Galur, Johar Baru, Jakarta Pusat, Selasa (1/9/2020).

TRIBUNNEWS.COM - Sektor pendidikan menjadi satu sektor yang begitu terdampak oleh pandemi Covid-19.

Proses belajar mengajar 'dipaksa' dilakukan melalui pembelajaran jarak jauh (PJJ) dengan perantara gawai atau gadget.

Pegiat Pendidikan Yayasan Satu Karsa Karya (YSKK), Kangsure Suroto menilai, dampak negatif dari penggunaan gadget menjadi hal yang mengkhawatirkan.

Menurutnya, dampak gadget dengan segala bentuk konten di dalamnya, mulai dari game hingga media sosial, lebih mengerikan ketimbang aspek ketinggalan pelajaran.

Kangsure menyebut tidak adanya pembelajaran tatap muka membuat psikis anak-anak terganggu karena setiap hari menghadapi gadget.

Pegiat Pendidikan Yayasan Satu Karsa Karya (YSKK), Kangsure Suroto (Istimewa)

Baca juga: Mendikbudristek Nadiem Minta Komite Sekolah Pantau Penerapan Prokes saat PTM Terbatas 

Ia meyakini mayoritas anak-anak tidak diawasi penggunaan gadgetnya.

"Saya kira kalau disurvei, dugaan saya, hampir 80 persen teman anak-anak di rumah ini bukan orangtua, tapi gadget," ungkap Kangsure dalam program diskusi Overview Tribunnews.com, Kamis (9/9/2021) lalu.

Apalagi, lanjut Kangsure, gadget menjadi prasyarat pembelajaran jarak jauh (PJJ).

"Artinya yang dulu tidak mengenal itu, kemudian dipaksa oleh keadaan untuk mengenal itu," ungkapnya.

Meski ada manfaatnya, Kangsure menilai mudarat yang ditimbulkan juga sebanding.

Baca juga: Cara Tasya Kamila Mendidik Buah Hati: Batasi Waktu Bermain Gadget, Selektif Pilih Konten

"Antara manfaat dan mudaratnya itu kok saya menilai sebenarnya berimbang, karena (penggunaan gadget) relatif tidak dikendalikan."

"Anak di rumah, orangtua bekerja, dipegangi HP, padahal mereka belum bisa mengendalikan untuk memilih mana yang bermanfaat mana yang tidak," ungkap Kangsure.

Menjadi Tidak Toleran

Lebih lanjut, Kangsure menyebut ketika anak-anak sudah terganggu dengan keberadaan gadget, media sosial, dan lain-lain, membuat anak dapat kehilangan kecerdasan sosialnya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini