Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengatakan perlunya kerja sama lintas sektor untuk mencari jalan keluar dalam menjawab tantangan di bidang ekonomi pada kondisi yang belum menentu hingga saat ini.
Hal itu disampaikan Lestari saat membuka diskusi daring bertema Kesiapan Sektor Ekonomi Pascapandemi yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12 bekerjasama dengan DPP Partai NasDem bidang Kebijakan Publik dan Isu Strategis, Rabu (22/9/2021).
"Kita harus mampu memperpendek jarak antara harapan dengan kenyataan sehingga bisa membangun satu kesadaran bahwa pada masa transisi ini untuk membangun sektor ekonomi membutuhkan norma-norma baru yang harus diterapkan," kata Lestari Moerdijat.
Menurut Lestari, di masa pandemi ini dua sisi ekonomi di sektor pasokan dan permintaan terpuruk.
Kondisi pandemi yang cenderung melandai saat ini, tegas Rerie, sapaan akrab Lestari, jangan dianggap tidak perlu berupaya lagi dan bersantai.
Baca juga: Syarief Hasan Jelaskan Pertimbangan MPR Belum Putuskan PPHN Masuk Amandemen UUD 45
Apa yang menjadi strategi pemerintah, ujar anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, harus bisa dijalankan untuk mengatasi sejumlah tantangan sesuai realita yang ada saat ini.
"Jadi pemulihan sektor ekonomi bukan hanya menyasar perbaikan indikator dalam skala makro. Namun, tambahnya, ekonomi skala mikro juga harus menjadi target dalam perencanaan," ucap Lestari.
Anggota Komisi XI DPR RI, Fauzi H. Amro mengungkapkan, pemerintah saat ini sangat serius mendukung perbaikan ekonomi melalui upaya pemulihan kesehatan, kebangkitan UMKM dan peningkatan konsumsi masyarakat.
Sejumlah langkah dilakukan, ujar Fauzi, antara lain seperti percepatan pencapaian kekebalan kelompok lewat program vaksinasi nasional, membangun digitalisasi UMKM dan mengalokasikan anggaran untuk bansos dalam bentuk bantuan tunai untuk meningkatkan konsumsi masyarakat.
Direktur Sparklabs Incubation Universitas Pelita Harapan UPH, Radityo Fajar Arianto berpendapat sejumlah upaya yang harus dilakukan pada sektor UMKM adalah pemberdayaan, pengembangan, pembiayaan, penjaminan, dan kemitraan, untuk kemudian bisa bertransformasi menjadi usaha berskala besar.
Baca juga: Apindo: Pandemi Covid-19 Membuat Pelaku UMKM Tertekan
Karena, jelas Radityo, tantangan yang dihadapi sektor UMKM ini pun cukup berat di era transformasi digital ini.
Di era ini, tambahnya, digitalisasi bisa menjadi peluang sekaligus ancaman bagi UMKM yang bertransformasi. Belum lagi, tambahnya, persaingan harga yang bisa membatasi inovasi.
Agar UMKM bisa berkelanjutan, jelas Radityo, wajib memiliki roadmap yang realistis untuk mencapai tujuan.
Deputi Menteri Pariwisata RI Bidang Kebijakan Strategis Raden Kurleni Ukar mengungkapkan sektor ekonomi kreatif saat ini menunjukkan harapan untuk tumbuh.
Tanda-tanda peningkatan mobilitas masyarakat di wilayah yang kondisi penyebaran Covid-19 nya mulai terkendali, ujarnya, menjadi salah satu pendorong tumbuhnya sektor
pariwisata.
Di masa transisi ini, ujar Raden Kurleni, pemerintah berupaya fokus pada bentuk wisata seperti staycation, wisata dengan perjalanan pendek dan long distance di kawasan yang jauh dari keramaian.
"Upaya yang dilakukan untuk merealisasikan rencana itu, tambahnya, adalah peningkatan kapasitas SDM, reorientasi destinasi pariwisata, peningkatan resilience dan daya saing wisata, serta inovasi produk dan jasa," ucapnya.