Di akhir hayatnya, Haryono harus terbunuh ketika pasukan Tjakrabirawa menerobos rumahnya dan menembak dirinya.
Sebelumnya ia memberikan perlawanan dengan merebut senjata dari salah satu anggota tetapi gagal.
Setelah wafat, M.T Haryono pun diberikan gelar anumerta dan kenaikan pangkat menjadi Letnan Jendral setelah sebelumnya menjabat menjadi Mayor Jendral TNI.
4. Letnan Jenderal S Parman
Letnan Jenderal Siswondo Parman lahir di Wonosobo pada 4 Agustus 1918.
Dirinya mengawali karir militernya sebagai anggota TKR dan puncak karirnya adalah ketika diangkat menjadi Asisten Satu Kepala Staf Intelijen Angkatan Darat.
Kematiannya pun demikian tragis seperti jenderal lain.
Bahkan di rumahnya tidak ada pengawal sehingga anggota Tjakrabirawa bisa leluasa untuk masuk.
Singkat cerita dirinya pun dibawa ke Lubang Buaya seperti jenderal lain dan ditembak hidup-hidup.
5. Mayor Jenderal D.I Panjaitan
Donald Isaac Panjaitan merupakan orang Balige, Tapanuli dan lahir pada 9 Juni 1925.
Karirnya diawali dengan masuk ke TKR dan menjabat sebagai komandan batalyon.
Selanjutnya dirinya ditunjuk untuk menjadi Pimpinan Perbekalan Perjuangan Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI).
Puncak karirnya adalah sebagai Brigadir Jenderal TNI sebelum akhirnya gugur dan diangkat menjadi Mayor Jenderal TNI Anumerta pada 5 Oktober 1965.