Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Badan Pengurus Centra Initiative, Al Araf, menilai penyusupan komunisme di tubuh TNI sulit terjadi.
Al Araf yang juga merupakan Peneliti Senior Imparsial itu mengatakan isu komunisme selalu jadi isu komoditas politik jelang 1 Oktober.
Politisasi terhadap isu komunisme, kata dia, sesungguhnya tidak relevan dan tidak beralasan lagi pada saat ini.
Secara hukum, lanjut dia, paham komunisme masih dilarang oleh TAP MPR.
Selain itu, kata dia, saat ini juga tidak ada partai atau organisasi yang beraliran komunis.
Baca juga: Komisi I DPR dan Pengamat Berharap Gatot Nurmantyo Tak Sembarangan Sebut TNI Disusupi Komunis
Hal tersebut disampaikannya menjawab terkait polemik tudingan mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo yang menyebut komunisme telah menyusup di tubuh TNI dengan argumen di antaranya pembongkaran sejumlah patung tokoh militer pada diorama pemberontakan G30S/PKI di Museum Kostrad.
"Sehingga bagaimana mungkin ideologi komunisme jadi ancaman keamanan atau ancaman buat ideologi Pancasila. Apalagi jika ideologi itu masuk dalam tubuh TNI, rasanya itu sulit terjadi," kata Al Araf ketika dihubungi pada Rabu (29/9/2021).
Ideologi Pancasila, kata dia, ditanamkan sejak proses seleksi, pendidikan, hingga pelatihan.
Lagi-lagi ia mempertanyakan bagaimana mungkin penyusupan ideologi tersebut terjadi di tubuh TNI.
Menurutnya terkait pencopotan patung sejumlah tokoh militer di Museum Kostrad tidak bisa menjadi indikator dalam melihat adanya penyusupan komunisme dalam tubuh TNI.
"Jika ada pihak yang menuduh ada penyusupan paham komunis dalam organisasi TNI maka pihak yang menyampaikan itu sebaiknya menyebutkan nama-nama yang dituduhnya sehingga jelas siapa yang dituju.
Namun demikian rasanya sulit untuk terjadinya penyebaran paham komunis di tubuh TNI," katanya.