Dilansir Tribunnews, dalam aksi tersebut tujuh jenderal TNI ditemukan tewas di dalam sumur di daerah Lubang Buaya, Jakarta Timur pada 4 Oktober.
Kemudian, satu jenazah di kediaman Dr J Leimena, tetangga Jenderal AH Nasution.
Mereka adalah Jenderal TNI Ahmad Yani,Mayor Jenderal Siwondo Parman, Brigjen TNI Donald Isaac Pandjaitan, Mayjen M.T Haryono, Mayjen R. Suprapto, Mayjen TNI Sutoyo Siswomiharjo, Kapten Czi. Pierre Tendean, dan Bripka Karel Sadsuit Tubun.
Nasib Untung Tak Seberuntung Namanya
Usai G30S meletus dan Untung gagal dalam operasinya, ia melarikan diri ke arah Semarang pada 11 Oktober 1965 dengan mengendarai bus.
Dikutip dari TribunManado, dua tentara tak dikenal menumpang bus yang dinaiki Untung.
Tak ingin tertangkap, Untung melompat keluar bus dan tubuhnya menghantam tiang listrik.
Baca juga: Sinopsis Film G30S: Peristiwa Sejarah Pembunuhan Pahlawan Revolusi, Tayang Malam ini di MNCTV
Baca juga: KRONOLOGI Peristiwa G30S Tahun 1965, Tragedi Nasional yang Mengancam Keutuhan NKRI
Sikap Untung yang menimbulkan kecurigaan justru membuatnya dikira seorang copet.
Dua tentara itupun mengejar Untung hingga akhirnya tertangkap warga di sekitar Asem Tiga Kraton, Tegal.
Saat tertangkap, ia sempat dihajar massa dan tak mengaku namanya adalah Untung.
Dua tentara yang merupakan anggota Armed itu juga tak menyangka, yang ditangkapnya adalah mantan Komando Operasional G30S.
Setelah menjalani pemeriksaan di CPM Tegal, barulah diketahui sosok yang ditangkap adalah Untung.
Setahun setelah G30S meletus, Untung dieksekusi mati di Cimahi, Jawa Barat, lewat sidang Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmilub).
Ia sempat mengajukan grasi, namun ditolak.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Yunita Rahmayanti, TribunManado, Kompas.com/Serafica Gischa/Ahmad Naufal Dzulfaroh)