"Jadi, di museum itu, tidak bisa siapapun, saya nyumbang patung, nyumbang apapun di situ, setelah itu saya minta, tidak bisa seperti itu. Ada prosedurnya," kata Gatot dalam wawancara dengan Karni Ilyas, dikutip dari akun YouTube Karni Ilyas Club, Sabtu (2/10/2021).
Baca juga: Jawaban Menohok Pangkostrad kepada Gatot Soal Pembongkaran Patung Tokoh Militer dan Tudingan PKI
Gatot kembali menegaskan, pemimpin institusi wajib bertanggungjawab atas barang yang berada di institusinya.
"Tidak bisa tiba-tiba datang, alasan apapun terus dikasihkan," ujarnya.
Andaikan membolehkan patung itu dibawa, lanjut Gatot, semestinya dibuatkan replika terlebih dahulu.
"Tapi bolehlah kita berpikir positif bahwa sekarang pak Dudung sedang memesan replika patung yang lebih bagus dan lebih hidup, dan akan dipasang di situ," kata Gatot.
Terkait tudingan dirinya mencari panggung politik dengan memanfaatkan isu PKI di setiap bulan September, Gatot mengatakan hal itu adalah persepsi orang dan merupakan hal yang wajar.
"Saya pikir wajar saja orang berpersepsi, ada kepentingan politik untuk 2024. Orang berpersepsi dalam alam demokrasi ya wajar saja. Saya hormati pendapat itu, siapun," jelasnya.
(Tribunnews.com/Daryono)