TRIBUNNEWS.COM - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandajitan disebut-sebut masuk dalam laporan Pandora Papers.
Diketahui, Pandora Papers adalah laporan yang berisi bocoran daftar kekayaan tersembunyi para pemimpin dan figur publik dunia.
Laporan tersebut merupakan hasil investigasi International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ), yang terdiri dari lebih dari 600 jurnalis di 117 negara.
Nama Luhut diungkap menjabat di sebuah perusahaan di Republik Panama.
Baca juga: Menteri Luhut: Pusat Kebugaran/Fitness Boleh Beroperasi di 6 Wilayah
Terkait hal itu, Juru bicara Menko Marves, Jodi Mahardi, pun angkat bicara.
Ia membenarkan bahwa Luhut sempat memimpin sebuah perusahaan bernama Petrocapital SA di Republik Panama, yang satu di antara usahanya di bidang minyak dan gas bumi.
Dikatakannya, Luhut menjabat sebagai Direktur Utama atau Ketua Perusahan Petrocapital SA pada tahun 2007-2010.
"Petro Capital SA adalah perusahaan yang didirikan berdasarkan hukum Republik Panama."
"Perusahaan ini rencananya untuk pengembangan bisnis di luar negeri di Amerika Tengah dan Amerika Selatan," jelas Jodi, dikutip dari tayangan YouTube TV One, Selasa (5/10/2021).
Baca juga: Heboh Pandora Papers Beber Nama Pejabat, Politisi dan Selebriti, Begini Analisis Pengamat
Selama Luhut menjabat, kata Jodi, terdapat berbagai kendala terjadi berkaitan geografis, budaya, dan investasi.
Atas hal tersebut, Luhut pun memilih untuk mundur dari jabatannya.
Selain itu, bisnis perusahaan Petrocapital SA ini belum dikatakan berhasil, termasuk tak pernah menjalin kerja sama dengan perusahaan minyak dan gas negara.
"Bapak Luhut memutuskan untuk mengundurkan diri dari petrocapital dan fokus dalam bisnis yang ada di Indonesia."
"Selama pak Luhut menjabat di Petrocapital, Petrocapital saya tegaskan belum berhasil mendapatkan proyek investasi yang layak," tutur dia.