Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo mengatakan pada era digital dan globalisasi di mana Informasi makin tidak terikat ruang dan waktu, keterasingan terhadap nilai-nilai kemanusiaan justru makin meningkat.
Padahal kecepatan informasi ini diharapkan dapat membawa manusia makin menjadi cepat mengerti mengenai perkembangan informasi di sekitarnya.
Sehingga, membuat ikatan empati dan kebersamaan sesama anggota masyarakat makin meningkat, bukan sebaliknya.
Hal ini diungkapkan Benny dalam acara seminar peran Generasi Muda dalam Aktualisasi Nilai Nilai Pancasila melalui Media di Gedung Rektorat Universitas Nusa Cendana Kupang Nusa Tenggara Timur, Kamis (7/10/2021).
Acara yang diselenggarakan Universitas Nusa Cendana bekerja sama dengan Deputi Bidang Pengendalian dan Evaluasi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila ini dibuka Deputi Bidang Pengendalian dan Evaluasi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Rima Agristina.
Baca juga: Stafsus BPIP: Pejabat Negara dan Elit Politik Harus Jadi Garda Terdepan Membumikan Pancasila
Dalam sambutannya, Benny menyatakan acara dilaksanakan untuk membuat bangsa Indonesia khususnya para pemuda dan mahasiswa dapat saling mengingatkan pentingnya menjaga nilai-nilai kebangsaan Indonesia yang tercakup dalam Pancasila.
"Agar dapat selalu lestari saat berkegiatan di ruang digital karena nilai-nilai Pancasila merupakan Identitas serta konsensus kehidupan berbangsa dan bernegara," kata Benny.
Benny juga menyatakan keterasingan terhadap nilai kemanusiaan terjadi karena globalisasi lebih menitik beratkan pada kecepatan penyebaran informasi.
Bukan kedalaman isi dan manfaat informasi tersebut.
Baca juga: BPIP Nilai Desa sebagai Masa Depan Indonesia
"Informasi yang dibagi pada saat dan era ini cenderung mengabaikan kepantasan, kedalaman dan kebenaran hal ini membuat manusia menjadi mahluk satu dimensi yang mengagungkan Informasi instan yang isinya mengabaikan norma dan nilai," ucap Benny.
Maka, tak dipungkiri jika masyarakat cenderung tidak melakukan penyaringan atas berita yang didapatkan agar selalu terlihat aktual.
Hal ini menyebabkan banyak masyarakat terjebak dalam menyebarkan banyak berita bohong, hoaks dan tidak bermanfaat yang berujung pada survei Microsoft yang menyebutkan bahwa warganet Indonesia adalah warganet dengan nilai kesopanan terendah di dunia.
Cara memperbaiki masalah ini, menurut Benny, adalah dengan menanamkan dan mengaktualisasikan nilai-nilai kebangsaan yang tercakup pada pada Pancasila dimulai dengan mengarus utamakan nilai keluarga dalam media massa, media sosial, dan televisi.
Baca juga: Stafsus BPIP Imbau Masyarakat Jaga Etika Bermedia Sosial
"Kita juga harus dapat memenuhi ruang ruang publik dengan berita dan informasi bernuansa positif yang mampu meningkatkan rasa kebersatuan dan bangga terhadap keberagaman yang kita miliki hal ini niscaya dapat menjadi jawaban terhadap issue dan informasi negatif yang cenderung merusak dan mengancam persatuan dan kesatuan Indonesia," katanya.
Benny juga mengatakan, bangsa Indonesia khususnya pemuda juga harus menjadikan Pancasila sebagai gugus insting yang mempengaruhi cara berpikir, bertindak, bernalar, dan berelasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Hal ini dibuktikan dengan menambah kecerdasan literasi dengan senantiasa menelaah dan menyaring menggunakan kecerdasan dan logika berpikir tentang informasi yang mereka terima.
"Pertanyaan mendasar seperti apakah berita itu benar? Dan apakah berita itu bermanfaat? Niscaya akan membuat kita menjadi selektif serta bijaksana dalam berperilaku di dunia maya," jelasnya.