Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat komunikasi Politik Emrus Sihombing, turut menyoroti mantan pegawai KPK yang terjun ke dunia bisnis setelah dipecat karena tak lulus tes wawasan kebangsaan (TWK).
Emrus mengatakan, keputusan yang diambil oleh para mantan pegawai KPK tersebut, karena ingin membangun persepsi publik kalau mereka bersedia bekerja apapun selama pekerjaan tersebut halal.
"Pola komunikasi yang disampaikan menurut saya tujuannya membangun persepsi di tengah publik, bahwa mereka orang yang sederhana mau bekerja dalam konteks kerja apapun selama itu halal," kata Emrus dalam keterangan tertulisnya, Rabu (13/10/2021).
Terlebih kata dia, ada salah satu mantan pegawai KPK yang menjual nasi goreng dengan gerobak di pinggir jalan yang merupakan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM).
"Baik itu nasi goreng pakai gerobak dan petani (bentuk bisnisnya)," tukasnya.
Diketahui, satu nama dari 57 mantan pegawai KPK yang memilih banting setir menjadi pebisnis kuliner yakni Juliandi Tigor Simanjuntak.
Eks punggawa lembaga antirasuah itu mengambil keputusan untuk berjualan nasi goreng rempah menggunakan gerobak.
Tribunnews pun mencoba mendatangi warung makan nasi goreng milik Tigor Simanjuntak yang terletak di Jatirahayu, Pondok Melati, Bekasi, Jawa Barat yang kedua kalinya, Selasa (12/10/2021) malam.
Baca juga: Maju Bela KPK Saat Digugat Praperadilan Koruptor, Curhat Bang Tigor Sedih Dicap Tak Bisa Dibina
Letaknya yang berada di sisi jalan Raya Hankam, membuat warung nasi goreng Tigor dirasa tidak sulit untuk ditemukan oleh calon pelanggannya.
Tigor menjajakan dagangannya di gerobak stainless dengan bertuliskan 'Nasi Goreng KS Rempah' serta menyewa halaman ruko yang menurut pengakuannya merupakan milik kerabat.
Terpantau di lokasi, warung makan nasi goreng milik Tigor pada malam ini cukup ramai pelanggan. Tempat duduk yang disediakan terlihat penuh ditempati para pelanggannya.
Kepada Tribunnews.com, Tigor mengaku dalam mengawali bisnis nasi gorengnya ini dirinya menerapkan prinsip "hemat" budget.
Hal itu diketahui setelah mantan punggawa KPK tersebut mengaku kalau inventaris atau barang-barang yang berada di warungnya, seperti halnya bangku dan meja pelanggan, dibuat sendiri.
Baca juga: Jadi Penjual Nasi Goreng, Tigor Eks Pegawai KPK Mengaku Bisa Dapat Orderan Hingga 30 Porsi Per Hari