Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Identifikasi dan Sosialisasi Densus 88 Antiteror Polri Kombes Pol MD Shodiq mengungkap berbagai cara dan pendekatan yang dilakukan pihaknya dalam meluluhkan hati para tersangka kasus tindak pidana terorisme.
Tujuannya agar parat tersangka kasus terorisrme bisa kembali ke masyarakat setelah bebas.
Pendekatan yang disebut pendekatan hati dan empati tersebut, kata dia, dilakukan sejak tahap interogasi selama 14 hari saat status mereka masih menjadi terduga teroris.
Pendekatan tersebut, kata dia, kemudian dilanjutkan saat status mereka dinaikan menjadi tersangka teroris.
Selama menjadi tersangka, kata dia, Densus 88 akan terus memantau mereka selama proses penyidikan.
Densus 88, kata dia, juga melibatkan keluarga tersangka dalam proses tersebut.
Baca juga: 3 Jenis Interogasi yang Dilakukan Densus 88 Antiteror Terhadap Terduga Teroris
Apabila tersangka teroris sakit, lanjutnya, maka Densus 88 akan mempertemukannya dengan keluarga.
Hal tersebut disampaikannya dalam Diskusi Publik bertajuk Terorisme dan Radikalisme: Perlukah Densus 88 Dibubarkan di kanal Youtube Suara SETARA pada Jumat (15/10/2021).
"Masa pandemi ini kita kasih video call. Kalau perlu kita naikan pesawat kita pertemukan dia, kita bon, kita bawa keluar, kita pertemukan. Memang ada sedikit melanggar di internal tapi itu demi pembinaan dan deradikalisasi, itu patut kita lakukan," kata dia.
Selain itu, kata dia, Densus 88 juga akan memberikan tersangka sejumlah buku bacaan.
Buku-buku yang diberikan Densus 88 akan disesuaikan dengan tingkat pemahaman radikal dari para tersangka.
Baca juga: Respons Mantan Narapidana Terorisme Sikapi Usulan Pembubaran Densus 88
"Begitu statusnya dikirim berkas P21 tahap 2, pendekatannya juga berbeda. Psikolog juga assessment. Karena dia tahap 2 statusnya mulai jadi terdakwa, dia mulai kenal dengan lingkungan. Melihat hakim, melihat kerumunan orang, karena ini sidang terbuka. Sehingga dia sudah mulai melihat dunia luar. Itu juga intervensinya berbeda," kata dia.
Setelah itu, kata dia, Densus 88 akan menberikan buku-buku semi moderat untuk mengubah pemahaman tersangka secara perlahan.