Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Suharso Monoarfa menikmati Kota Lama Semarang bersama pengurus DPW PPP Jawa Tengah, dan pengurus Pimpinan Nasional (PN) Angkatan Muda Kabah (AMK).
Suharso mengatakan, sebelumnya di hari yang sama, dirinya terlebih dahulu bersilaturahmi dengan pengasuh Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan, KH Fadlolan Musyaffa yang juga merupakan Wakil Ketua Majelis Syariah DPP PPP.
"Acara silaturahmi ini diselenggarakan oleh Majelis Syariah DPP PPP. Kami bertemu sebagai keluarga, sebagai umat Islam yang disatukan dalam satu rumah besar, yaitu PPP," kata Suharso dalam keterangan yang diterima, Minggu (17/10/2021).
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bapenas itu pun bercerita tentang Kota Lama Semarang (Kutha Lama Semarang) pada masa lampau yang merupakan pusat perdagangan.
"Pada masa itu, untuk mengamankan warga dan wilayahnya di kawasan ini dibangun benteng yang dinamai Benteng Vijhoe," katanya.
Baca juga: Alim Ulama PPP Gelar Munas di Semarang, Bahas Pinjol hingga RUU Larangan Minol
Untuk mempercepat jalur perhubungan antar ketiga pintu gerbang di benteng ini, Suharso bercerita dibuatlah jalan-jalan perhubungan, dengan jalan utamanya dinamai Heeren Straat, yang sekarang bernama Jalan Letjen Soeprapto.
"Salah satu lokasi pintu benteng yang ada sampai saat ini adalah Jembatan Berok, yang disebut De Zuider Por," ujarnya.
Suharso mengaku sangat senang dapat menikmati kota bersejarah ini. Dia pun meminta seluruh kader PPP dan AMK untuk menjaga keindahan kota Semarang dengan berbagai destinasi wisata yang indah dan bersejarah.
"Ini aset yang tak ternilai milik masyarakat Semarang dan bangsa Indonesia. Saya meminta seluruh kader PPP, juga para kader AMK untuk menjaganya dengan baik," tegas Suharso.
Sementara itu, Ketua Umum AMK Rendhika D Harsono mengatakan dirinya sengaja mengajak pengurus PN AMK untuk ikut dan menemani Suharso berkunjung ke Semarang.
Baca juga: PPP Ukur Diri Ajukan Suharso Monoarfa Jadi Cawapres di Pilpres 2024, Bukan Capres
"Dengan melihat langsung, diharapkan kita bisa mengetahui apa yang harus kita perbuat untuk Semarang," ujar Rendhika.
Pasca kunjungan ini, lanjut Rendhika, dirinya bersama dengan pengurus PN AMK akan segera membuat program yang langsung menyentuh umat dan masyarakat Semarang.
Rendhika menyebut dalam sejarah penyebaran agama Islam di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa, peran Semarang sangat besar.
Wilayahnya yang berada di pesisir pantai menjadi pintu perdagangan, dan kelebihan ini menjadikan dakwah Islam semakin meluas.
"Banyak bangunan bersejarah, terutama masjid-masjid tua di Semarang menjadi saksi penyebaran agama Islam. Sampai saat ini masjid-masjid tersebut digunakan sebagai pusat ibadah dan dakwah, seperti Masjid Agung Pekojan, Masjid Agung Kauman, dan Masjid Layur," katanya.