News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bilateral Indonesia-Kawasan Pasifik Bagus, Kemendag: Ekspor Naik 3,9 Persen Setara 2,7 Miliar USD

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pelepasan ekspor perdana PT Agro Global Sentosa dari Makassar, Sulawesi Selatan serta PT Mahaquinn Energi Indonesia dan PT Taiba Cococha Indonesia dari Bogor, Jawa Barat dipimpin oleh Kepala Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI) Heryono Hadi Prasetyo secara hibrid, hari Senin (18/10/2021).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha

TRIBUNNEWS.COM , JAKARTA - Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BPPP) Kementerian Perdagangan, Kasan mengungkapkan, hubungan bilateral Indonesia dengan negara-negara di kawasan Pasifik cukup baik.

Terbukti hingga Agustus 2021, Kemendag mencatat nilai ekspor ke negara pasifik mencapai 2,7 miliar dolar AS atau naik hampir 3,9 persen.

"Jadi sebenarnya performance bilateral perdagangan kita dengan negara Pasifik ini di 2021 sampai Agustus membaik. Kita mencatat ekspor kita 2,7 miliar dolar AS atau naik hampir 39 persen," ujar Kasan, dalam webinar 'Merebut Potensi Besar di Pasifik Melalui Pacific Exposition 2021', Jumat (22/10/2021).

Sementara impor dari negara Pasifik, kata Kasan, tercatat 6,4 miliar dolar AS atau naik 79 persen. Sehingga terjadi defisit 3,7 miliar dolar AS.

Meski demikian, Kasan mengaku tak terlalu risau dengan kenaikan impor tersebut. Sebab sebagian besar yang diimpor oleh Indonesia adalah bahan baku, seperti tepung gandum, raw sugar, dan bahan-bahan yang punya kaitan dengan batubara dan hewan hidup.

Baca juga: Mayoritas Bukan Negara Industri, Alasan Indonesia Harus Bisa Rebut Pasar Kawasan Pasifik

Baca juga: Dubes Tantowi Paparkan 3 Potensi Peluang Produk Indonesia Tembus Pasar Pasifik

Kasan lantas menyebut bahwa hubungan Indonesia dengan negara Pasifik, khususnya Australia dan Selandia Baru adalah power house.

"Artinya kita mengimpor bahan baku tetapi memproduksinya menjadi barang jadi yang bernilai tambah. Salah satu output yang sangat besar menjadi produk ekspor utama kita berbahan baku dari Pasifik ini adalah wafer, biskuit. Jadi kalaupun disini kita mengalami defisit menurut saya ada hal yang positif yaitu kita saling membutuhkan," ucapnya.

Di sisi lain, ekspor Indonesia disebut Kasan kebanyakan produk manufaktur hingga produk dan keperluan elektronik. Salah satu potensi besar lain bagi Indonesia terkait hubungannya DENGAN Australia adalah di sektor otomotif terkait electric car.

"Hal itu menjadi potensi kita meningkatkan ekspor sehingga mengurangi defisit kita dengan negara pasifik," tandasnya. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini