News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bursa Capres

Elektabilitas Ganjar Menanjak, PDI-P: Pemimpin Cakap Bukan Diukur dari Survei, Tapi . . .

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Hasto Kristiyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil survei Litbang Harian Kompas terbaru menunjukkan elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, dan politikus PDI-Perjuangan Ganjar Pranowo punya persentase yang sama.

Prabowo dan Ganjar sama-sama meraih elektabilitas 13,9 persen dalam survei calon presiden (capres) untuk Pemilu 2024. 

Menanggapi hal ini, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan tolak ukur seseorang bisa memimpin negara bukan ditentukan dari survei semata, tapi bagaimana keputusan politiknya.

"Kalau kita lihat survei itu gambaran ketika survei itu dilakukan, tolak ukur seorang pemimpin bagi bangsa dan negara tidak semata mata ditentukan oleh survei," kata Hasto di Kantor DPP PDI-Perjuangan, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (23/10/2021).

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. (Humas Pemprov Jateng)

"Pak SBY dulu surveinya juga tinggi tapi keputusan politiknya bagaimana," ujar dia.

Hasto menegaskan bahwa memilih seorang pemimpin bukan cuma hanya yang bisa menyenangkan semua pihak. Melainkan sosok bertanggung jawab, berani mengambil keputusan meski tidak populer.

Baca juga: Biasanya Selalu Unggul, Elektabilitas Prabowo Kini Tersalip Ganjar Pranowo dalam Survei Terbaru CPCS

"Ini menjadi pendidikan politik bagi kita, kita mencari sosok pemimpin yang berani mengambil tanggung jawab, berani mengambil keputusan meski pahit," ucap dia.

"Kita mencari bukan pemimpin bukan hanya menyenangkan semua pihak tapi pemimpin yang punya tanggung jawab," sambungnya.

Dijelaskan Hasto, tantangan bangsa Indonesia ke depan antara lain banyak dari urusan internasional. 

Semisal, ketegangan di Laut Tiongkok Selatan, krisis di Timor Tengah, hingga beban kebijakan fiskal terhadap utang negara akibat pandemi Covid-19.

"Itu menjadi tanggung jawab bagi pemimpin yang akan datang, jadi pemimpin itu harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya," pungkas dia.
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini