Hasto menilai eks Wali Kota Solo itu seharusnya mengetahui aturan main yang berlaku di PDIP.
"Itu obrolan di warung bagi Pak Rudy. Pak Rudy ini, kan, sosok senior. PDIP ini, kan, partai demokrasi. Semua paham kultur di PDI Perjuangan.Yang penting ketika Ibu Megawati mengambil keputusan, semua taat dan berdisiplin," jelas dia.
Politikus asal Yogyakarta itu menyatakan PDIP juga punya mekanisme di internal partai untuk menjaring kader-kader terbaik.
Struktur pengurus PDIP juga diminta untuk melakukan konsolidasi partai.
Hasto mengingatkan bahwa PDIP secara partai punya kepentingan lebih besar dan setiap kader yang bergabung juga masuk dengan sukarela guna menyatukan diri pada kepentingan yang lebih besar.
“Partai ini memiliki sejarah yang panjang, memiliki pengalaman yang cukup luas dalam menjabarkan demokrasi dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat, sehingga dalam perspektif ini partai harus menegakkan disiplin," jelas dia.
Hasto meyakini Megawati akan memilih sosok yang tepat setelah mendengar aspirasi rakyat dan berkontemplasi memohon petunjuk Tuhan Yang Mahakuasa. Tugas Megawati, kata Hasto, bukan hanya memilih, tetapi melihat sosok yang tepat untuk meneruskan kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi).
"Karena apa yang dilakukan partai adalah kesinambungan kepemimpinan dari Pak Jokowi dengan berbagai prestasinya. Sangat penting untuk dicarikan sosok yang paling tepat dalam melanjutkan estafet kepemimpinan itu," kata Hasto.
Dia meminta semua kader bersabar, menunggu momentum yang tepat, mengingat jadwal dan tahapan Pemilu saja belum ditetapkan.
Reaksi Gerindra
Sementara itu, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra juga menanggapi hasil survei Litbang Kompas yang menempatkan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto di urutan teratas oleh pemilih milenial.
Tanggapan tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Habiburokhman kepada Kompas.TV, Jumat (22/10/2021).
Menurut Habiburokhman, Gerindra memandang generasi milenial menganggap Prabowo bekerja nyata tanpa ‘gimmick’ sehingga bisa menarik kaum milenial dan juga generasi Z atau pemilih pemula.
"Orang-orang yang lebih melihat substansi daripada kemasan. Jadi mungkin mereka melihat pak Prabowo walaupun nggak banyak bikin gimmick-gimmick, gak banyak bikin iklan, billboard, tetapi kerja nyata. Nah itu dilihat dan diapresiasi oleh milenial dan gen Z," ucap Habiburokhman.
Baca juga: Survei Litbang Kompas: Kepuasan Publik Terhadap Kinerja Jokowi Menurun di 66,4 Persen