Padahal kader itu sendiri yang melanggar Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) yang disusun ketika kongres partai.
Pada saat kongres, para kader PDIP lah yang memilih Megawati sebagai ketua umum.
"Sekarang kan sedikit-sedikit kalau yang sudah dipecat lalu gugat. Saya suka ketawa, kok kamu tuh pakainya, udah tahu ada aturannya kenapa enggak dijalankan. Itu bukan saya loh yang bikin, itu kongres partai yang dihadiri oleh kalian semua," ujarnya.
"Jangan dibalik-balik loh ya. Jadi kalau enggak senang, tolong segera mundur, lebih gampang begitu. Karena sampai hari ini Insya Allah kalau ada gugatan, kami menang. Bukan saya menang, tapi partai menang. Kenapa? Karena menuruti AD/ART bukan hanya saya main pecat sembarangan. Nah demikian," pungkasnya.
Megawati diprediksi akan putuskan capres PDIP paling akhir
Direktur Eksekutif Charta Politica, Yunarto Wijaya, ikut menanggapi kontemplasi yang dilakukan Ketua Umum PDI-Perjuangan, Megawati Soekarnoputri dalam mengusung calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) di Pemilu 2024 mendatang.
Menurut Yunarto, kontemplasi yang dilakukan Megawati hanya bisa dimaknai oleh orang-orang terdekatnya saja.
Namun, Yunarto menilai keputusan Megawati dalam mengusung capres dan cawapres 2024 bisa dilihat melalui rekam jejaknya di Pemilu 2014.
"Kalau kontemplasi saya yakin kader internal apalagi orang-orang terdekat Ibu Mega saja yang bisa memaknai."
"Tapi kita sebagai pihak luar paling tidak bisa membaca fakta-fakta empiris yang pernah terjadi dalam konteks pengambilan keputusan Ibu Megawati terkait dengan siapa yang akan dimajukan sebagai capres."
"Minimal kita belajar dari 2014 dan saat itu lebih sakral pertanyaan terbesarnya adalah Ibu Mega maju sendiri atau kader lain," ungkap Yunarto, dikutip dari tayangan Youtube Metro TV, Kamis (28/10/2021).
Baca juga: Singgung Riwayat Pencalonan Jokowi Dulu, Sekjen PDIP: Megawati Tidak Sembarangan Usung Capres Partai
Sementara, dalam kontestasi politik di Pemilu 2024, Yunarto melihat adanya kesamaan pertanyaan dari publik terkait capres yang akan diusung Megawati.
"Orang melihat pendekatan elektoral dengan situasi yang agak mirip, kalau mau disamakan yang satu mewakili keluarga Ibu Mega, satu lagi yang dilihat secara elektoral tinggi," ungkap Yunarto.
Kendati masukan publik terus menggema terkait capres dan cawapres usungan Megawati, Yunarto meyakini keputusan tersebut akan dibuat paling akhir.