Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigjen Pol Andi Rian Djajadi menyampaikan pengelola situs judi online dan live streaming seks 19.l***.me diduga juga membuka lamaran kerja melalui aplikasi telegram.
Menurut Andi, mereka diduga membuka proses rekrutmen untuk posisi wanita Indonesia yang mau menjadi host judi online maupun live streaming seks.
"Pelaku di Filipina membuka aplikasi lamaran kerja melalui aplikasi Telegram," kata Andi saat dikonfirmasi, Jumat (29/10/2021).
Andi menambahkan pihaknya masih belum menetapkan tersangka baru dalam kasus tersebut.
Sebaliknya, kasus ini masih tengah dalam proses penyelidikan lebih lanjut.
"Sementara belum ada penambahan tersangka, tapi upaya pengembangan kasus masih berjalan," tukasnya.
Baca juga: Pengelola Situs Judi & Asusila 19.Love.Me Rekrut Wanita Pengangguran Jadi Host
Diberitakan sebelumnya, Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri membongkar perjudian dan prostitusi melalui live streaming melalui aplikasi atau situs 19.l***.me.
Total, ada 4 orang yang ditangkap pihak kepolisian.
"Kita berhasil melakukan pengungkapan tindak pidana perjudian sekaligus tindak pidana pornografi yang melibatkan jaringan hampir di seluruh Indonesia. Saya ulangi hampir di seluruh Indonesia," kata Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian Djajadi di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (26/10/2021).
Adapun keempat tersangka yang ditangkap adalah PES (34), ER (26), CW (34), dan FC (25).
Mayoritas tersangka memiliki peran perekrut host wanita hingga pembuat rekening deposit atau penampung terkait bisnis kejahatan tersebut.
Menurut Andi, 19.l***.me sejatinya merupakan situs yang menyajikan dua konten.
Yakni, konten berisikan permainan perjudian hingga live streaming yang berisikan host wanita yang beradegan senonoh.
"Dalam praktiknya, karena ini melibatkan konten pornoaksi, pelaku merekrut wanita yang dijadikan host. Dengan berpenampilan seksi dan bersedia untuk melakukan aksi bugil serta beradegan seks," jelas Andi.
Lebih lanjut, Andi menyampaikan server atau admin situs tersebut telah terdeteksi berada di negara Filipina. Hingga kini, kasus tersebut masih tengah dalam pengembangan lebih lanjut.
"Diketahui bahwa servernya berada di luar negeri dan menggunakan nama domain yang berubah-ubah untuk pengaburan hingga sulit untuk dideteksi. Selain itu, mereka berkomunikasi dengan user di Indonesia dengan menggunakan nomor melalui aplikasi WA yang terdaftar di negara Filipina," ujar dia.
Dalam penangkapan kali ini, penyidik juga menyita 32 buku rekening bank, 63 kartu ATM, 1 kartu kredit, 5 token BCA, 15 buah gawai HP, 4 buah laptop, 2 buah hardisk, 5 buah FD, 1 botol pelumas, hingga 6 pasang kostum atau lingeri.
Selain itu, penyidik juga menyita 2 set vibrator, satu buah dildo, 3 buah topeng, 2 set ring light, satu buah kursi show yang dimodifikasi khusus dan satu buah headset.
Atas perbuatannya itu, keempat tersangka dijerat pasal 303 KUHP dan/atau pasal 45 ayat (1) dan (2) jo pasal 27 ayat (1) dan (2) UU nomor 19 tahun 2016 tentang perubahan atas UU nomor 11 tahun 2008 tentang ITE jo pasal 3, pasal 4, pasal 5 UU nomor 8 tahun 2010 tentang pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang.