News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

AMAN: KTT Perubahan Iklim Tentukan Masa Depan Bumi dan Umat Manusia

Penulis: Gita Irawan
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sekretaris Jenderal Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Rukka Sombolinggi pada Minggu (31/10/2021).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Rukka Sombolinggi mengatakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) tentang perubahan iklim yang digelar di Galsgow Skotlandia atau Conference of the Parties (COP26) akan menentukan masa depan bumi dan umat manusia. 

Dengan demikian, kata dia, KTT tersebut tidak boleh sekadar membicarakan pasar karbon.

Menurutnya perhelatan tersebut merupakan kesempatan untuk tidak membiarkan korporasi pelaku pencemar menjalankan bisnis seperti biasa.

Hal itu, kata dia, karena praktik perdagangan karbon atau carbon offset justru akan melahirkan berbagai dampak buruk terhadap bumi dan umat manusia.

Rukka mengatakan dampak buruk dari praktik carbon offset tersebut  di antaranya justru akan melahirkan ketidakadilan baru.

Baca juga: Walhi Sebut Dagang Karbon Cuma Akal-akalan Negara Maju 

Apalagi, lanjut dia, di tengah-tengah ketidakpastian hukum di Indonesia yang tidak handal, berbelit, panjang, dam hampir tidak mungkin untuk melindungi masyarakat adat. 

Tidak hanya itu, kata Rukka, carbon offset tersebut juga tidak bermoral karena justru bisa menimbulkan kekacauan di antara sesama masyarakat khususnya masyarakat adat, bukan hanya di Indonesia tapi di seluruh dunia.

"Ini adalah perhelatan yang akan menentukan masa depan bumi dan seluruh umat manusia sehingga tidak boleh hanya diletakkan sekadar bicara tentang pasar karbon," kata Rukka dalam konferensi pers secara virtual pada Minggu (31/10/2021).

Oleh karena itu, kata dia, saat ini di negara-negara dan komunitas global seharusnya tidak lagi hanya bicara tentang pasar karbon tetapi harus mencari jalan keluar yang lebih baik.

Menurutnya harus ada perubahan paradigma pembangunan dan dukungan langsung terhadap masyarakat adat dan komunitas lokal yang sejauh ini terus menjaga bumi.

"Harus ada perubahan paradigma pembangunan, dan dukungan langsung kepada masyarakat adat dan komunitas lokal yang sejauh ini terus menjaga bumi dan bisa memastikan upaya itu bisa bertahan dan bahkan bisa berlipat ganda," kata dia.

Diketahui pertemuan tingkat tinggi UN Climate Change COP 26 di Glasgow Skotlandia telah dimulai hari ini.

Dalam pertemuan tersebut negara-negara dunia, termasuk Indonesia akan membahas komitmen pencapaian target perubahan iklim secara global.

Presiden Jokowi rencananya akan hadir dalam World Leader Summit COP 26 tersebut.

COP 26 tersebut dinilai sangat penting paska COP 21 Paris. 

COP 26 tersebut diketahui akan membahas dan memutuskan beberapa agenda pokok yang tertuang dalam Kesepakatan Paris, di mana isu krusial dan cukup alot pembahasannya adalah implementasi artikel 6 di antaranya terkait dengan carbon offset. 

Salah satu solusi yang dipromosikan oleh berbagai negara adalah perdagangan karbon atau pun carbon offset termasuk Indonesia yang menyatakan siap dengan semua infrastruktur kebijakannya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini