Menurut Wiku, hal ini karena upaya yang dilakukan tidak menyeluruh, sehingga berpotensi mengalami peningkatan kembali.
Seperti di antaranya negara Australia, Singapura dan Vietnam.
Kasus Covid-19 dapat ditekan dalam waktu yang sama dengan jumlah kasus tidak lebih dari 50 per harinya.
Lebih dari 60 persen penduduk Australia dan Singapura bahkan telah divaksin dosis lengkap.
Kendati demikian, akibat adanya varian Delta, kasusnya langsung meningkat tajam.
Bahkan dikabarkan mencapai 40 sampai 90 kali lipat.
Baca juga: Cara Download Sertifikat Vaksin Covid-19 serta Cara Perbaiki Data Sertifikat Vaksin yang Salah
Sementara itu, di negara Israel, Rumania dan Ukraina meskipun ketiganya telah melewati lonjakan kasus pertama dan kedua, nyatanya kasus ketiga masih terjadi baru-baru ini.
Padahal dengan tingginya warga yang telah terkena Covid-19 seharusnya imunitas di tengah masyarakat telah terbentuk, sehingga dapat menekan penularan selanjutnya.
"Hal ini menandakan bahwa upaya pembatasan mobilitas yang sangat ketat dan peningkatan cakupan vaksinasi bukanlah solusi tunggal untuk menekan kasus."
"Negara yang telah melakukan keduanya, nyatanya tetap dapat meningkat kasusnya karena aktivitas masyarakat yang tidak sejalan dengan disiplin protokol kesehatan," jelas Wiku.
Bila dibandingkan dengan Indonesia, paska lonjakan kasus kedua, Indonesia melakukan upaya berlapis dan menyeluruh untuk menekan kasus.
"(Yakni di antaranya karena) pertama, tingginya kasus positif pada lonjakan kedua menyebabkan meningkatnya jumlah penyintas Covid-19 yang kekebalan alami tubuhnya meningkat."
"Kedua, meningkatnya usaha dan cakupan program vaksinasi yang cukup signifikan dalam waktu cepat, sehingga berkontribusi membentuk kekebalan tubuh masyarakat"
"Yang ketiga, upaya pembatasan aktifitas masyarakat yang disesuaikan dengan kondisi daerah hingga tingkat kabupaten kota dan terus dievaluasi setiap dua minggu, ini efektif untuk menekan penularan."
Baca juga: Indonesia Kembali Terima 4 Juta Lebih Vaksin Covid-19