News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Calon Panglima TNI

Jokowi Usul KSAD Andika Perkasa Jadi Panglima TNI Baru, DPR Segera Gelar Fit & Proper Test

Penulis: Shella Latifa A
Editor: Wahyu Gilang Putranto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa saat menggelar konferensi pers di Markas Besar TNI Angkatan Darat, Jakarta Pusat, Selasa (9/3/2021). KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa menyatakan Sersan Dua (Serda) Aprilia Manganang sejatinya adalah laki-laki namun karena menderita hipospadias sejak lahir sehingga dianggap perempuan dan kini dirinya tengah menjalani perawatan di RSPAD. Tribunnews/Jeprima

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya memberi usulan nama soal calon Panglima TNI baru sebagai pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto.

Jokowi mengusulkan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa jadi calon Panglima TNI.

Adapun usulan tersebut tercantum dalam surat presiden (surpes) yang dikirimkan Menteri Sekretraris Negara kepada DPR, Rabu (3/11/2021).

"Pada hari ini melalui pak Mensesneg, Presiden telah menyampaikan surat preside mengenai usulan calon Panglima TNI kepada DPR RI atas nama Jenderal TNI Andika Perkasa," ucap Ketua DPR RI Puan Maharani, Rabu (3/11/2021) dikutip dari tayangan YouTube Kompas TV.

Baca juga: Harga Pupuk Non Subidi Naik, Komisi IV DPR Bakal Panggil Kementan dan PHIC

Puan mengatakan, Komisi I DPR RI akan segera mengadakan pelaksanaan fit and proper test.

Hasil dari fit dan proper test nantinya akan dibawa ke rapat paripurna untuk mendapatkan persetujuan.

"Setelah melalui rapat pimpinan yang akan menugasi salah satu alat kelengkapan dewan dalam hal ini, Komisi I DPR RI, termasuk pembahasan fit and proper test terhadap calon yang diajukan Presiden."

"Selanjutnya, Komisi I akan melaporkan pelaksanaan fit and proper test dalam rapat paripurna untuk mendapatkan persetujuannya," jelas Puan.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertolak menuju Roma, Italia, dalam rangka menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Group of Twenty (G20), pagi ini, Jumat, (29/10/2021). (Sekretaris Kabinet)

Baca juga: BREAKING NEWS: Presiden Jokowi Ajukan Nama Jenderal Andika Perkasa Jadi Calon Panglima TNI 

Ketua DPR RI itu memastikan akan memperhatikan segala aspek yang dapat memberikan keyakinan bahwa nama calon panglima TNI yang diusulkan dapat menjalankan amanah sesuai undang-undang.

DPR akan menyampaikan persetujuannya dalam jangka waktiu 20 hari terhitung dari tanggal surpres diterima.

"Paling lambat 20 hari, tidak termasuk masa reses dan terhitung sejak permohonan persetujuan calon panglima TNI diterima DPR RI yaitu hari ini," tutur Puan.

Profil KSAD Andika Perkasa

Andika Perkasa lahir di Bandung, Jawa Barat, 21 Desember 1964.

Dalam kehidupan pribadi, Andika Perkasa menikah Diah Erwiany Trisnamurti Hendrati Hendropriyono atau yang karib disapa Hetty.

Bila menilik nama belakangnya, awam akan menyambungkan sosok Hetty dengan salah satu jenderal purnawirawan Tanah Air.

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa saat konferensi pers di Markas Pomdam Jaya Jakarta pada Selasa (20/4/2021). (Tribunnews.com/ Gita Irawan)

Diketahui, Hetty adalah putri mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Jenderal (Purn) Abdullah Mahmud (AM) Hendropriyono.

AM Hendropriyono disebut sebagai ikon pasukan elite Kopassandha atau yang kini bernama Kopassus.

Dengan demikian, Andika Perkasa adalah menantu AM Hendropriyono.

Riwayat pendidikan Andika Perkasa

Selama bertugas menjadi prajurit TNI AD, Andika Perkasa banyak menghabiskan waktunya untuk pendidikan.

Dalam kurun waktu 2003 hingga 2011, ia berada di Washington DC, Amerika Serikat untuk memperoleh pendidikan militer.

Dilansir Kompas.com, Andika Perkasa pernah mengenyam pendidikan Strata 1 (S1) jurusan Ekonomi di dalam negeri.

Sementara gelar Strata 2 (S2) dan Strata 3 (S3), Andika Perkasa mendapatkannya saat melanjutkan pendidikan ke Amerika Serikat.

Andika Perkasa adalah lulusan dari The George Washington University, National Defense University, serta Harvard University.

Ia pun memiliki tiga gelar S2, yakni MA, MSc, dan MPhil, serta satu gelar S3 PhD.

Sementara di bidang kemiliteran, Andika Perkasa adalah lulusan Akademi Militer pada 1987.

Perjalanan karier Andika Perkasa

Istri KSAD Andika Perkasa, Hetty Perkasa dan suaminya (TNI AD)

Masih dari Kompas.com, setelah lulus dari Akmil, Andika bergabung dengan jajaran korps baret merah, Kopassus.

Kariernya dimulai sebagai komandan peleton hingga berangsur-angsur naik menjadi Dansub Tim 2 Detasemen 81 Kopassus (1991).

Kemudian Den 81 Kopassus (1995), Danden-621 Yon 52 Grup 2 Kopassus (1997), Pama Kopassus (1998), dan Pamen Kopassus (1998).

Pada 2002, Andika diangkat menjadi Danyon 32 Grup 3/Sandha Kopassus.

Kembali bertugas dalam waktu singkat, ia kemudian dimutasi menjadi Kepala Seksi Korem 051/WKT Dam Jaya.

Belum genap setahun, ia dimutasi dan menjabat sebagai Pabandya A-33 Direktorat A Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI.

Pada 8 November 2013, Andika diangkat menjadi Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat dan pangkatnya dinaikkan menjadi brigadir jenderal.

Dua hari setelah Jokowi dan wakil presiden saat itu, Jusuf Kalla dilantik, Andika ditunjuk sebagai Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).

Pangkatnya naik menjadi mayor jenderal.

Dua tahun ia mengawal Presiden Jokowi, pada 2016 Andika diangkat sebagai Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XII Tanjungpura.

Jabatan itu ia emban kurang lebih selama dua tahun.

Pada 2018, dia diangkat sebagai Komandan Komando Pembina Doktrin, Pendidikan, dan Latihan Angkatan Darat (Dankodiklatad).

Pangkatnya dinaikkan menjadi letnan jenderal.

Tak menunggu waktu lama, Andika kemudian dipercaya menjabat sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad).

Ia menggantikan Letjen Eddy Rahmayadi yang mundur untuk maju pada pemilu gubernur Sumatera Utara.

Dilantik jadi KSAD

Erick Thohir dan KSAD Jenderal Andika Perkasa (Tangkap Layar YouTube TNI AD)

Pada November 2018, Andika Perkasa diangkat menjadi KSAD menggantikan Jenderal TNI Mulyono.

Menurut Presiden, Andika adalah sosok yang komplet lantaran pengalamannya memimpin sejumlah satuan di TNI.

"Pak Andika pernah di Kopassus, pernah di Kodiklat, pernah jadi Pangdam, pernah jadi Komandan Paspampres, sebelumnya juga pernah di Penerangan TNI."

"Saya kira tour of duty-nya komplet, semuanya komplet," ujar Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Kamis (22/11/2018).

Presiden menyatakan tidak menjadikan angkatan sebagai faktor utama dalam memilih pimpinan tertinggi di matra TNI AD tersebut.

Diketahui, Andika adalah angkatan Akmil 1987 sehingga melewati beberapa perwira tinggi seniornya.

"Ini bukan masalah dari muda atau tua, ya. Sekali lagi, semua ada hitung-hitungannya."

"Terutamanya, yaitu pengalaman, rekam jejak, khususnya pendidikan-pendidikan yang telah dijalani."

"Semuanya itu kami lihat," lanjut Jokowi.

Selain menjadi KSAD, Andika Perkasa juga ditunjuk sebagai Wakil Ketua Komite Pelaksana Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pada Agustus 2020.

 Jadi calon kuat Panglima TNI

Sosok Andika Perkasa pun digadang-gadang sebagai calon kuat Panglima TNI menggantikan Hadi Tjahjanto yang akan pensiun pada akhir tahun.

Hal ini disampaikan pengamat militer, Aris Santoso sebagaimana diberitakan Tribunnews.com.

Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PDIP, Effendi Simbolon juga menyampaikan hal serupa.

Menurut Effendi, semua kepala staf TNI dari semua matra saat ini memiliki kesempatan sama untuk menjadi Panglima TNI.

Namun, ia menyebut, Jenderal Andika Perkasa memiliki peluang lebih untuk menjadi Panglima TNI berikutnya.

"Tapi kalau melihat dari kebutuhan TNI yang sangat mendesak di mana kita ingin konsolidasi kekuatan, memang dari tiga matra kepala staf yang sangat berpeluang dan punya kemampuan mumpuni ya Jenderal Andika Perkasa, Pak Kasad sekarang, walaupun kepala staf semua ini memenuhi persyaratan," lanjutnya.

Meski demikian, penunjukkan calon Panglima TNI sepenuhnya diserahkan kembali Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memiliki hak prerogatif.

(Tribunnews.com/Shella Latifa/ Sri Juliati/Chaerul Umam, Kompas.com/Ihsanuddin)

Baca berita lainnya soal Calon Panglima TNI

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini