“Jawa Barat mengapresiasi inisiatif ini. Ini saatnya untuk memperbaiki dan melawan pemanasan global. Hal seperti ini belum ada dalam pola pikir semua orang dan itulah mengapa edukasi mengenai inisiatif hijau ini tidak mudah”
Terlepas dari tantangannya, GII dipandang sebagai panutan bagi kerja sama bilateral atau multilateral di masa depan di seluruh dunia dalam hal-hal yang relevan dengan iklim/lingkungan.
“Gagasan untuk memiliki sistem koordinasi dari bawah ke atas sangat bagus; memiliki gubernur yang mengetahui situasi di lapangan... GII harus menjadi standar kerjasama dan pembiayaan untuk kegiatan hijau di seluruh dunia”, kata Duta Besar Indonesia untuk Republik Federal Jerman Arif Havas Oegroseno.
“Tidak ada lagi business as usual”, tutur Nani Hendiarti dalam sambutan pembukaannya.
Baca juga: Paradigma Baru Budidaya Udang Vaname, Kini Lebih Ramah Lingkungan
“Sebaliknya, kita membutuhkan pendekatan yang inovatif, strategis, dan gesit untuk mengatasi tantangan global”
Sebelumnya, dalam sesi Kolaborasi Penanganan Sampah Plastik Laut di tempat yang sama, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut B. Pandjaitan, menekankan pentingnya solusi infrastruktur yang komprehensif dan terintegrasi untuk mengurangi polusi di sungai dan mencegahnya mengalir ke laut.
Beliau menyatakan bahwa GII adalah 'cara inovatif untuk mempercepat dan memprioritaskan proyek infrastruktur yang relevan dengan lingkungan dan iklim'
GII adalah inisiatif bilateral strategis yang mutakhir antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Federal Jerman.
Inisiatif ini disepakati pada tahun 2019 di Berlin dan mencakup fasilitas Kerjasama Keuangan (FC) lima tahun hingga EUR 2,5 miliar untuk mendukung proyek infrastruktur yang relevan dengan lingkungan dan iklim bersama dengan kerjasama teknis yang dibiayai hibah untuk mengidentifikasi dan mempersiapkan proyek.
Koordinasi tingkat tinggi dicapai oleh komite pengarah yang diketuai bersama oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (CMMAI) dan Kementerian Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan Federal Jerman (BMZ).
Ide dari pendekatan baru ini adalah dengan menggabungkan upaya dalam satu inisiatif dan menyiapkan proyek melalui pendekatan yang sistematis, Indonesia akan mendapatkan keuntungan dari skala ekonomi.
Acara tersebut dihadiri oleh perwakilan dari Indonesia dan Jerman; Deputi Menteri Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan, Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Nani Hendiarti.
Direktur Jenderal Kementerian Federal Bidang Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (BMZ) Prof. Claudia Warning.
Duta Besar Indonesia untuk Republik Federal Jerman Arif Havas Oegroseno, Direktur Regional KfW Stephan Opitz, dan Gubernur Provinsi Jawa Barat Ridwan Kamil