Menurut Burhan, pada kasus pilpres Jokowi tahun 2012 dan 2014, ada banyak sisi alamiahnya.
"Sudah banyak yang nulis, misalnya mas Wahidi yang menulis terkait dengan fenomena relawan politik Pak Jokowi saat itu. Tetapi kalau sekarang tidak alamiah, tetapi ada unsur political engineering dari elite."
Baca juga: Darmawan Prasodjo Ungkap Karakter Jokowi yang Mempengaruhi Karakter Pembangunan di Indonesia
"Ada upaya untuk mengensankan hadirnya dukungan dari bawah kemudian dibentuklah relawan-relawan politik."
"Sepanjang yang saya ikuti, kebanyakan relawan politik itu berhenti di deklarasi. Kalu tidak ada follow up-nya, ya hanya itu sekedar political engineering , yakni untuk mencari suara lebih luas," terang Burhan.
Aksi Relawan Dukung Tokoh
Fenomena relawan saat ini sedang banyak terjadi, terutama menuju Pilpres 2024 mendatang.
Mengutip Tribunnews.com, Jumat (5/11/2021) sejumlah relawan mulai mendeklarasikan calon presiden (capres) yang ingin diusung di 2024 nanti.
Pada pilpres kali ini, dukungan relawan yang cukup mencuri perhatian yakni deklarasi kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Baca juga: Gerindra Terkejut Ada Relawan Deklarasikan Prabowo-Puan Jadi Capres-Cawapres 2024
Selain relawan Ganjar, relawan lain juga hadir mendukung Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan hingga Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto menjadi Capres 2024.
Terbaru, kini muncul deklarasi dukungan mengusung Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.
Deklarasi bernama Sahabat Luhut for Presiden RI 2024 itu diusung sejumlah warga Medan, Kamis (28/10/2021).
Ketua Sahabat Luhut for Presiden RI 2024, Toni Togatorop menyebut deklarasi itu sebagai bentuk dukungan masyarakat terhadap Menko Marves itu
Menurut Toni, sosok Luhut cocok untuk untuk meneruskan kepemimpinan Joko Widodo.
Bahkan, Toni mengaku, pihaknya mendapat dorongan dari Tuhan untuk mendukung Luhut sebagai presiden selanjutnya.
Baca juga: Petinggi PKN Selalu Diskusikan Langkah Politik ke Anas Urbaningrum yang Akan Bebas Tahun Depan