Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koordinator Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, Hary Tirto Djatmiko, mengatakan dampak yang diakibatkan oleh fenomena cuaca La Nina adalah terjadinya penambahan uap air.
Level penambahannya berkisar 20 - 70 atau bahkan 100 persen dari keadaan normal.
"Kalau dampaknya, yaitu penambahan uap airnya tadi, setiap daerah berbeda. Kalau berkaca dari tahun lalu, maka kisarannya akan 20 - 70 persen," kata Hary dalam diskusi daring Polemik Trijaya bertajuk 'Indonesia Siaga Bencana', Sabtu (6/11/2021).
Baca juga: Peringatan BMKG: La Nina Bergerak dari Timur Menuju Indonesia
"Kalau berkaca tahun lalu, 20 -70, bahkan ada yang meningkatnya (volume uap air) sampai 100 persen," imbuh dia.
Namun, tak semua daerah akan sama merasakan dampak dari fenomena La Nina.
Setiap wilayah punya dampak berbeda, tergantung dari indeks atau kondisi La Nina pada wilayah tersebut. Ada daerah yang alami hujan lebat dengan volume air besar, ada juga yang bahkan kekurangan curah hujan.
Baca juga: Peringatan Dini Cuaca Ekstrem BMKG Besok Minggu 7 November 2021: Waspada Yogyakarta Hujan Lebat
Bencana dari fenomena La Nina yang dominan terjadi ialah menyangkut hidrometeorologi. Antara lain genangan, banjir, longsor, atau banjir bandang.
"Biasanya musim hujan seperti ini, genangan, banjir, longsor, atau banjir bandang. Itu mendominasi karena volume air akan bertambah," terangnya.