TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kemkominfo Usman Kansong menilai pendekatan agama dapat mempercepat informasi mengenai penanggulangan Covid-19.
Hal tersebut diungkapkan oleh Usman dalam Workshop Konten Kreatif bertema Bangkit dari Covid-19 dengan Nalar dan Aksi Bersama Berlandaskan Nilai-nilai Islam dan Fatwa MUI, Minggu, (7/11), di Cibubur.
"Kita harus yakin dan percaya bahwa dengan saling bergandengan tangan saling mendukung program ini dapat berjalan dengan baik,” ujar Usman melalui keterangan tertulis, Senin (8/11/2021).
Baca juga: MPR: Kebijakan Pengendalian Covid-19 Harus Terus Waspadai Ledakan Kasus di Sejumlah Negara
Baca juga: Selama Kabur, Pria yang Bacok Tetangganya Karena WiFi Mengembara ke Medan dan Jadi Sopir Tembak
Usman mengungkapkan Kominfo dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) bersepakat untuk melakukan pendekatan melalui agama terkait percepatan informasi mengenai penanggulangan Covid-19.
Diseminasi informasi, kata Usman, dapat mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional.
Usman mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengasah kemampuan para ulama dalam bidang diseminasi.
"Program vaksinasi dan program terus menjaga protokol kesehatan bisa berjalan dengan baik," kata Usman.
Baca juga: PWNU dan PCNU se-Kepri Minta Saiq Aqil Kembali Pimpin PBNU
Sementara itu, Ketua Komisi Informasi Majelis Ulama Indonesia, Mabroer MS, mengatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian dari dukungan MUI untuk menopang penyelesaian penanganan Covid-19 secara simultan baik lahir maupun batin.
“Kalau di MUI ada 5M, bukan 3M lagi. Tidak cukup hanya memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan tetapi ditambahkan dengan menaati ulama dan menaati umara,” ujarnya.
Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kementerian komunikasi dan Informatika, bahwa komunikasi sosial dalam hal ini dengan melibatkan tokoh agama, tokoh masyarakat, akademisi, influencer, Pramuka, maupun Satpol-PP menjadi hal yang sangat penting dalam upaya mencegah penularan Covid-19.
Peserta Workshop kali ini diikuti oleh 61 peserta dari Provinsi Jawa barat, Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Bengkulu, dan Lampung.