News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hari Raya Galungan

Apa Itu Hari Raya Galungan? Berikut Penjelasan dan Serangkaian Acaranya

Editor: Miftah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Umat Hindu Kota Tangerang, merayakan Hari Raya Galungan dan Kuningan dengan melakukan persembahyangan bersama di Pura Kertajaya, Di.kawasan Pasar Baru, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang, Rabu (14/4/2021).

Dikutip dari laman resmi Pemerintah Kabupaten Buleleng, kata Galungan diambil dari bahasa Jawa Kuna yang berarti bertarung.

Galungan biasa disebut juga dengan “dungulan” yang artinya menang.

Penyebutan Wuku Galungan (di Jawa) dengan Wuku Dungulan (di Bali) adalah sama artinya, yakni wuku yang kesebelas.

Pelaksanaan Hari Raya Galungan

Hari raya Galungan dirayakan oleh umat Hindu setiap 6 bulan Bali (210 hari) yaitu pada hari Budha Kliwon Dungulan (Rabu Kliwon wuku Dungulan).

Hari Raya Galungan bulan ini diperingati pada Rabu, 10 November 2021.

Umat Hindu Kota Tangerang, merayakan Hari Raya Galungan dan Kuningan dengan melakukan persembahyangan bersama di Pura Kertajaya, Di.kawasan Pasar Baru, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang, Rabu (14/4/2021). Perayaan yang berlangsung mulai 14-24 April ini berlangsung penuh hikmat, warga tetap datang ke pura meski di tengah guyuran hujan dan adanya pembatasan akibat Covid-19, meski begitu kegiatan keagamaan ini bisa berjalan dengan lancar dengan menerapkan aturan prokes yang ketat. (Wartakota/Nur Ichsan) *** Local Caption *** Umat Hindu Kota Tangerang Rayakan Hari Raya Galungan dan Kuningan (WARTAKOTA/Nur Ichsan)

Dikutip dari laman resmi Pemkab Buleleng, berikut ini beberapa rangkaian acara Hari Raya Galungan:

1. Tumpek Wariga

Pada hari Tumpek Wariga, Ista Dewata yang dipuja adalah Sang Hyang Sangkara sebagai Dewa Kemakmuran dan Keselamatan Tumbuh-tumbuhan.

Adapun tradisi masyarakat untuk merayakannya adalah dengan menghaturkan banten (sesaji) yang berupa Bubuh (bubur) Sumsum yang berwarna seperti bubuh putih yang digunakan untuk umbi-umbian, bubuh bang untuk padang-padangan, bubuh gadang untuk bangsa pohon yang berkembang biak secara generatif, bubuh kuning untuk pohon yang berkembang biak secara vegetatif.

Pada hari Tumpek Wariga ini, semua pepohonan akan disirati tirta wangsuh/ air suci yang dimohonkan di sebuah Pura/Merajan dan diberi banten berupa bubuh tadi disertai canang pesucian, sesayut tanem tuwuh dan diisi sasat.

Setelah selesai kemudian pemilik pohon akan menggetok atau mengelus batang pohon sambil berucap sendiri (bermonolog).

Tumpek Wariga jatuh pada Sabtu Kliwon 25 hari sebelum Galungan.

2. Sugihan Jawa

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini