Dikutip dari laman resmi Pemerintah Kabupaten Buleleng, kata Galungan diambil dari bahasa Jawa Kuna yang berarti bertarung.
Galungan biasa disebut juga dengan “dungulan” yang artinya menang.
Penyebutan Wuku Galungan (di Jawa) dengan Wuku Dungulan (di Bali) adalah sama artinya, yakni wuku yang kesebelas.
Pelaksanaan Hari Raya Galungan
Hari raya Galungan dirayakan oleh umat Hindu setiap 6 bulan Bali (210 hari) yaitu pada hari Budha Kliwon Dungulan (Rabu Kliwon wuku Dungulan).
Hari Raya Galungan bulan ini diperingati pada Rabu, 10 November 2021.
Dikutip dari laman resmi Pemkab Buleleng, berikut ini beberapa rangkaian acara Hari Raya Galungan:
1. Tumpek Wariga
Pada hari Tumpek Wariga, Ista Dewata yang dipuja adalah Sang Hyang Sangkara sebagai Dewa Kemakmuran dan Keselamatan Tumbuh-tumbuhan.
Adapun tradisi masyarakat untuk merayakannya adalah dengan menghaturkan banten (sesaji) yang berupa Bubuh (bubur) Sumsum yang berwarna seperti bubuh putih yang digunakan untuk umbi-umbian, bubuh bang untuk padang-padangan, bubuh gadang untuk bangsa pohon yang berkembang biak secara generatif, bubuh kuning untuk pohon yang berkembang biak secara vegetatif.
Pada hari Tumpek Wariga ini, semua pepohonan akan disirati tirta wangsuh/ air suci yang dimohonkan di sebuah Pura/Merajan dan diberi banten berupa bubuh tadi disertai canang pesucian, sesayut tanem tuwuh dan diisi sasat.
Setelah selesai kemudian pemilik pohon akan menggetok atau mengelus batang pohon sambil berucap sendiri (bermonolog).
Tumpek Wariga jatuh pada Sabtu Kliwon 25 hari sebelum Galungan.
2. Sugihan Jawa