Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Riset dan Inovasi (BRIN) mendorong agar hasil penemuan pada dunia riset dapat memiliki nilai ekonomi dan sosial.
Plt Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN Mego Pinandito mengatakan hasil tambah harus dimiliki hasil inovasi.
"Bagaimana invensi yang sudah ada dengan model yang triple helix menjadi bersifat komersial. Jadi ada sebuah kebaruan, ada sebuah nilai tambah. Tidak hanya nilai tambah ekonomi, tapi juga nilai tambah sosial," ucap Mego dalam webinar yang digelar Asosiasi Inventor Indonesia, Rabu (10/11/2021).
Sektor industri, menurut Mego, turut memiliki peran dalam pengembangan dunia riset.
Dirinya menilai hasil riset seharusnya dapat diproduksi secara massal oleh industri.
"Harapannya itu adalah bergandengan tangan dengan industri. Sehingga pada saat ini, apa yang sudah dihasilkan oleh teman-teman periset, teman-teman di perguruan tinggi itu bisa nyambung dan bisa diproduksi pihak industri," kata Mego.
Kolaborasi, menurutnya, menjadi hal penting dalam pengembangan hasil riset.
Mego mengatakan kolaborasi harus melibatkan pemerintah, akademisi termasuk lembaga ataupun Badan Litbang lainnya dengan pihak swasta.
"Swasta ini juga menjadi penting karena ujungnya yang akan memproduksi, bukan dari perguruan tinggi, badan riset, pemerintah, tapi swasta," kata Mego.
Dirinya mendorong agar pihak swasta dapat berperan lebih jauh dalam pengembangan dunia riset.