TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) mengklaim bahwa kebakaran yang terjadi di Tangki Kilang Cilacap telah berhasil dipadamkan.
Meski demikian, Anggota Komisi VI DPR RI Dapil Cilacap Banyumas, Siti Mukaromah meminta Pertamina mempertimbangkan untuk melakukan relokasi terhadap warga sekitar, tidak hanya evakuasi yang sifatnya sementara.
"Lokasi kilang Cilacap sangat dekat dengan pemukiman warga, terutama wilayah Donan dan Lomanis. Masyarakat di sana risau ketika sudah masuk musim hujan, karena petirnya yg berpotensi menyambart kilang minyak. Kemudian masyarakat juga terkena dampak dengan bau yang menyengat," papar Erma, Senin (15/11/2021).
Bagi masyarakat, lanjut politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini, rasa was-was berkurang ketika jarak pemukiman jauh dari lokasi industri.
Sementara dari sisi Pertamina sendiri, kegiatan operasional dapat berjalan lebih maksimal dengan luasnya area industri.
Erma yang juga Anggota Badan Anggaran ini juga meminta agar Pertamina memastikan fungsi dan kelayakan pakai alat penangkal petir.
"Apakah penangkal petir berfungsi dengan baik atau tidak. Pertamina harus terus melakukan perbaikan dan optimalisasi sistem keamanan dan keselamatan. Harus dilakukan analisis dan evaluasi mengapa kejadian ini berulangkali terjadi," kata Erma menambahkan.
Dirinya juga menyoroti mengenai koordinasi Pertamina dengan Pemerintah Daerah.
Baca juga: Api Berkobar 12 Jam 10 Menit Habiskan Tangki Isi Pertalite di Cilacap, Pertamina Jamin Stok BBM Aman
"Saya berharap kerjasama Pertamina dengan Pemerintah Daerah lebih optimal lagi," ujarnya.
Kebakaran yang terjadi di kilang minyak Cilacap ini terbilang cukup sering.
Dalam tahun 2021, Sabtu (13/11) merupakan kebakaran yang kedua selama tahun 2021. Sebelumnya terjadi pada 11 Juni 2021.
Selama 2008-2011 kebakaran juga terjadi hampir setiap tahun. Pada 9 Maret 2008, pipa kilang minyak PT Pertamina Cilacap terbakar karena alat pendingin meledak saat dibersihkan.
Kemudian pada 3 Juni 2009, karena kebocoran di Kilang Fuel Oil Complex (FOC) II unit B. Tanggal 24 Januari 2010 gangguan letupan sesaat.
Kemudian 2 April 2011, tangki BBM Premium di Kompleks I Pertamina Unit Pengolahan IV Cilacap dilanda kobaran api. *)