TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Republik Demokratik (RD) Kongo Felix Tshisekedi mengusulkan agar RD Kongo dan Indonesia, bekerjasama dalam hal carbon trading.
Hal ini sebagai upaya untuk mengurangi emisi karbon global dalam rangka membantu melestarikan lingkungan hidup dan mitigasi perubahan iklim.
Sebagaimana diketahui, Indonesia dan Kongo merupakan sesama negara pemilik Hutan hujan terbesar di dunia.
Untuk menegaskan rencana kerja sama ini, Presiden Tshisekedi mengutarakan keinginannya untuk berkunjung ke Indonesia pada tahun 2022.
Pernyataan tersebut mengemuka pada pertemuan Duta Besar Republik Indonesia, Mohamad Hery Saripudin seusai penyerahan surat kepercayaan kepada Presiden Tshisekedi di Palais de la Nation atau Istana Nasional di Kinshasa (11/11/2021).
“Perlu upaya bersama untuk meningkatkan hubungan perdagangan kedua negara. Untuk itu perlu segera diwujudkan negosiasi pembentukan Preferential Trade Agreement (PTA) antara Indonesia dengan RD Kongo,” kata Dubes Saripudin dalam keterangannya, Minggu (14/11/2021).
Dubes RI menyampaikan bahwa dirinya telah menerima instruksi dari Presiden RI untuk bekerja lebih erat dengan RD Kongo.
Baca juga: Indonesia, Brazil, dan Kongo Jalin Kerja Sama Trilateral Negara Pemilik Hutan Tropis Terbesar Dunia
Isu-isu yang didorong dan menjadi kepentingan bersama yakni di bidang ekonomi, politik, sosial budaya, serta termasuk isu lingkungan.
Dubes Saripudin juga menyampaikan bahwa nilai perdagangan kedua negara sangat kecil dibandingkan potensi yang dimiliki kedua negara.
Pemerintah kedua negara, selaku fasilitator pelaku usaha, perlu mengupayakan meningkatkan nilai perdagangan bersama-sama.
Indonesia telah berpartisipasi dalam misi perdamaian PBB di RD Kongo selama lebih dari tiga dasawarsa.
Saat ini, terdapat tidak kurang dari 1.102 personel dari TNI dan Polri yang tergabung dalam misi perdamaian di RD Kongo.
Presiden RD Kongo juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan atas kiprah kontingen Indonesia pada Pasukan Perdamaian Perserikatan Bangsa Bangsa yang tergabung dalam Misi Stabilisasi di RD Kongo, MONUSCO.