TRIBUNNEWS.COM, BEKASI- Tersangka diduga teroris Anung Al-Hamat (AA) dikenal sebagai sosok yang ramah di lingkungan tempat tinggal Kampung Sawah, Kelurahan Jatimelati, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, Jawa Barat.
“Orangnya baik ramah dan suka senyum. Kalau lewat naik mobil suka buka kaca menyapa,” kata Ahmad tetangga ustaz Anung kepada Tribun Network, Rabu (17/11/2021).
Ahmad mengaku tidak mengenal dekat dengan Ustadz Anung yang dijemput Densus 88 Antiteror, pada Selasa (16/11) pagi.
Di mata Ahmad, Ustadz Anung tidak menunjukkan bagian dari kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI).
"Memang tidak ada yang menyangka karena Ustadz Anung termasuk rajin ke masjid dan setahu saya profesinya sebagai dosen di universitas," ucapnya.
Sepengetahuannya, Ustadz Anung memiliki dua orang anak yang diadopsi dan istri yang bekerja sebagai bidan.
Tak sedikit warga Kampung Sawah RT 01 RW 03 melahirkan anak di tempat praktik Ustad Anung.
Baca juga: Keluarga Tutup Diri, Rumah Ustadz Anung Al-Hamat Digembok Pasca Ditangkap Densus 88
"Orang wilayah kita tahunya kalau mau lahiran pasti ke sini (Bidan Ummi Solehah AM. Keb)," imbuh Ahmad.
Tetangga lainnya Mun (31) mengenal Ustadz Anung sering menyapa warga sekitar.
Bagi Mun, Ustadz Anung secara penampilan jauh dari ajaran islam radikal.
Dia pun tidak pernah melihat Ustadz Anung mengenakan celana cingkrang.
"Istrinya juga tidak pakai cadar. Jadi bener memang tidak ada yang mengira tergabung dalam kelompok teroris," urai Mun.
Ustadz Anung sudah menghuni rumahnya hampir 10 tahun.
Selama berbincang juga tidak pernah sekalipun membahas soal paham Jamaah Islamiyah.
Ketua RT 02 RW 03 Sidik Rustaman turut mendampingi tim Densus 88 dalam proses penangkapan Ustadz Anung sekira pukul 06.00 WIB Selasa (16/11) lalu.
Baca juga: Ditangkap Densus 88, Pengacara Belum Tahu Keberadaan Farid Okbah, Zain An-Najah dan Anung Al-Hamad
"Pagi sekira pukul 06.00 pagi, saya diminta mendampingi dari pihak kepolisian (Densus 88), warga bernama Pak Anung yang dibawa," kata Sidik.
Dia menambahkan, Tim Densus 88 yang datang ke lingkungannya berjumlah cukup banyak sekitar 10 personel.
"Lumayan ada 10 orang (Densus 88), enggak (pakai seragam) pakaian preman aja," jelas dia.
Dalam operasi penangkapan tersebut, Densus 88 menangkap satu orang bernama Anung serta membawa sejumlah barang bukti.
"Cuma Pak Anung aja, sama barang-barang (bukti) sekitar dua kantung yang dibawa, isinya buku-buku gitu," ucapnya.
Pendiri Perisai dan Pengawas Anggota JI
Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Rusdi Hartono menerangkan peran tersangka Anung Al-Hamat antara lain pendiri Perisai atau lembaga bantuan hukum terhadap anggota Jemaah Islamiyah.
"AA merupakan pendiri Perisai," kata Rusdi kepada wartawan.
Baca juga: Polisi Jelaskan Dasar Penangkapan Farid Okbah Cs, Terlibat JI dan Baitul Maal Abdurrahman bin Auf
Perisai bertugas membantu anggota Jemaah Islamiyah yang bermasalah.
“Satu badan dibuat untuk perbantuan hukum teroris JI yang tertangkap oleh Densus 88,” ujar Rusdi.
Selain Anung Al-Hamat, polisi juga menetapkan status tersangka terhadap Farid dan Ahmad Zain.
Mereka berperan sebagai perancang pendanaan lewat Lembaga Amil Zakat (LAZ) ABA.
“Dalam organisasi LAZ ABA tersangka AZA sebagai ketua dewan syariah amil zakat ABA, kemudian FAO sebagai anggota dewan syariah amir zakat ABA,” tandasnya. (Tribun Network/Reynas Abdila) (*)