TRIBUNNEWS.COM - Menanggapi isu Pilpres 2024 yang belakangan ramai diperbincangkan, KSAD Jenderal Dudung Abdurachman menegaskan bahwa TNI harus netral dan dilarang memihak salah satu partai politik.
Pasalnya TNI harus bertugas untuk mengamankan negara jika terjadi situasi politik yang tidak menentu.
TNI juga harus tampil untuk menjaga negara agar terhindar dari perpecahan.
"Jangan memihak kepada salah satu partai politik. Jangan cenderung kepada kontestan tertentu. Jangan memilih itu. Kamu (anggota TNI AD) harus netral."
Baca juga: KSAD Jenderal Dudung Abdurachman Ungkap Pesan Jokowi
"Karena kamu juga harus mengamankan apabila situasi politik itu tidak menentu, maka TNI-lah yang harus tampil untuk mengamankan negara ini dari terjadinya perpecahan," kata Dudung dalam tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Minggu (21/11/2021).
Dudung juga menekankan kepada para anggotanya agar tidak memihak suatu kelompok atau partai politik tertentu.
Karena dalam undang-undang sudah tercantum dengan jelas, bahwa TNI tidak boleh berpihak.
"Saya akan tekankan keras. Jangan coba-coba nanti ada anggota TNI Angkatan Darat memihak salah satu kelompok, salah satu partai tertentu."
"Itu ditetapkan oleh undang-undang bahwa TNI itu tidak boleh berpihak," tegasnya.
Baca juga: KSAD Baru Jenderal Dudung Punya Harta Properti Senilai Rp 640 Juta, Ini Rinciannya
Dituding Anak Emas Jokowi dan Megawati
Diberitakan sebelumnya, Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) baru, Jenderal Dudung Abdurachman memberikan tanggapannya terkait adanya tudingan anak emas Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Megawati Soekarnoputri yang ditujukan pada dirinya.
Dengan tegas, Dudung pun membantah tudingan anak emas tersebut.
Menurut Dudung, Jokowi melantik dirinya sebagai KSAD karena melihat dari pengabdian dan profesionalitasnya selama bekerja di TNI.
"Sebetulnya Pak Jokowi itu lebih kepada yang namanya pekerjaan, melihat dari pengabdian, lebih kepada profesionalisme. Jadi enggak ada alat politik segala macam, enggak ada," kata Dudung dalam tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Minggu (21/11/2021).
Baca juga: Saat Presiden Jokowi Tepuk Bahu Jenderal Dudung Abdurachman Sebanyak 3 Kali