TRIBUNNEWS.COM - Berikut cara mencegah terjadinya banjir dan penyakit-penyakit yang sering muncul di musim penghujan.
Banjir menjadi pemicu timbulnya suatu penyakit.
Oleh karena itu, masyarakat harus mencegah terjadinya banjir agar lingkungan sekitar tetap sehat dan tidak timbul penyakit.
Lalu, bagaimana cara mencegah terjadinya banjir?
Baca juga: Cara Mencegah Ular Masuk Rumah saat Musim Hujan, Ini Alasan Ular Kobra Muncul di Musim Penghujan
Cara mencegah terjadinya banjir
Berikut cara mencegah terjadinya banjir, dikutip dari promkes.kemkes.go.id:
1. Membuat saluran air dengan baik
Saluran air yang baik akan membantu air hujan mengalir tanpa hambatan.
Selain itu, saluran air ini bisa berupa saluran air hujan, selokan, dan juga saluran untuk air hujan dari atap.
2. Melakukan reboisasi
Reboisasi adalah penanaman kembali.
Apabila masyarakat memiliki sebuah lahan, maka jangan biarkan lahan tersebut kosong dan coba buat taman dengan menggunakan lahan tersebut.
Taman bisa ditanami dengan tanaman terutama yang memiliki penyerapan dengan baik.
Selain itu, hindari menebang pohon di hutan secara sembarangan.
3. Meningkatkan lahan penyerapan air
Apabila masyarakat mempunyai halaman, jangan menutupnya dengan beton.
Gunakan paving sehingga masih ada lahan untuk penyerapan air.
4. Pastikan selokan berfungsi dengan baik
Selokan adalah salah satu hal terbaik untuk membantu menyalurkan air.
Untuk mencegah banjir, pastikan selokan selalu bersih.
5. Buang sampah pada tempatnya
Sampah yang dibuang sembarangan akan berakhir mengalir ke saluran air dan menyumbatnya.
Oleh karena itu, pastikan untuk menghindari buang sampah sembarangan.
6. Menghindari tepi sungai untuk membangun rumah
Daerah tepi sungai memiliki potensi banjir yang tinggi serta memiliki lingkungan yang tidak sehat.
Penyakit-penyakit yang sering muncul di musim penghujan
Saat musim hujan tiba, masyarakat harus lebih menjaga kesehatan, khususnya yang tinggal di daerah rawan banjir.
Selain itu, masyarakat juga harus menghindarkan anak-anak untuk bermain dengan air banjir karena banyak penyakit yang dapat ditimbulkan, salah satunya penyakit leptospirosis.
Semua pihak, baik pemimpin tertinggi maupun rakyat harus menyadari bahaya genangan air akibat banjir bagi kesehatan.
Berikut penyakit-penyakit yang sering muncul di musim penghujan, dikutip dari sehatnegeriku.kemkes.go.id:
1. Diare
Penyakit diare sangat erat kaitannya dengan kebersihan individu (personal hygiene).
Saat banjir, sumber-sumber air minum masyarakat, khususnya sumber air minum dari sumur dangkal akan tercemar.
Selain itu, pada saat banjir biasanya akan terjadi pengungsian dengan fasilitas dan sarana serba terbatas, termasuk ketersediaan air bersih.
hal tersebut menjadi potensi timbulnya penyakit diare disertai penularan yang cepat.
2. Demam berdarah
Peningkatan tempat perindukan nyamuk Aedes aegypti atau nyamuk penular penyakit demam berdarah terjadi saat musim hujan.
Hal ini dikarenakan pada saat musim hujan banyak sampah, seperti kaleng bekas, ban bekas, serta tempat-tempat tertentu yang terisi air dan terjadi genangan untuk beberapa waktu.
Genangan air tersebut yang menjadi tempat nyamuk berkembang biak.
Dengan meningkatnya populasi nyamuk sebagai penular penyakit, maka risiko terjadinya penularan juga semakin meningkat.
Untuk itu, masyarakat diharapkan ikut berpartisipasi secara aktif melalukan gerakan 3 M, yaitu mengubur kaleng-kaleng bekas, menguras tempat penampungan air secara teratur, dan menutup tempat penyimpanan air dengan rapat.
Apabila ada anggota keluarga yang mengalami gejala panas tinggi yang tidak jelas sebabnya disertai tanda-tanda perdarahan, maka harus segera dibawa ke sarana kesehatan.
3. Leptospirosis
Penyakit leptospirosis disebabkan oleh bakteri yang disebut leptospira.
Penyakit ini termasuk salah satu penyakit zoonosis karena ditularkan melalui hewan.
Di Indonesia, hewan penular utamanya adalah tikus melalui kotoran dan air kencingnya.
Pada musim hujan khususnya ketika banjir, tikus-tikus yang tinggal di liang-liang tanah akan ikut keluar menyelamatkan diri.
Tikus tersebut akan berkeliaran di sekitar manusia serta kotoran hingga kencingnya akan bercampur dengan air banjir tersebut.
Seseorang yang menderita luka, kemudian terendam air banjir yang sudah tercampur dengan kotoran/kencing tikus yang mengandung bakteri lepstopira, berpotensi terinfeksi.
4. ISPA – Infeksi Saluran Pernapasan Akut
Penyebab ISPA dapat berupa bakteri, virus, dan berbagai mikroba lainnya.
Gejala utama dapat berupa batuk dan demam, lalu dalam kondisi berat kemungkinan disertai sesak napas, nyeri dada, dan lainnya.
5. Penyakit kulit, yang dapat berupa infeksi, alergi, atau bentuk lain
Saat banjir, kebersihan pun tak terjaga dengan baik.
Penularan penyakit kulit dapat terjadi di tempat pengungsian saat banyak orang berkumpul.
6. Penyakit saluran cerna lain, misalnya demam tifoid
Dalam hal ini, faktor kebersihan makanan menjadi peran penting.
7. Memburuknya penyakit kronik yang mungkin memang sudah diderita
Hal ini terjadi karena penurunan daya tahan tubuh akibat musim hujan berkepanjangan, apalagi saat banjir terjadi selama berhari-hari.
(Tribunnews.com/Katarina Retri)