TRIBUNNEWS.COM - Siklon tropis merupakan badai dengan kekuatan yang besar.
Radius rata-rata siklon tropis mencapai 150 hingga 200 km.
Adapun letak terbentuknya siklon tropis yaitu di atas lautan luas yang umumnya mempunyai suhu permukaan air laut hangat, lebih dari 26.5 °C.
Angin kencang yang berputar di dekat pusatnya mempunyai kecepatan angin lebih dari 63 km/jam.
Secara teknis, siklon tropis dapat diartikan sebagai sistem tekanan rendah non-frontal yang berskala sinoptik yang tumbuh di atas perairan hangat dengan wilayah perawanan konvektif dan kecepatan angin maksimum setidaknya mencapai 34 knot pada lebih dari setengah wilayah yang melingkari pusatnya, serta bertahan setidaknya enam jam.
Dikarenakan siklon tropis memiliki ukuran yang sangat besar serta angin kencang dan gumpalan awan yang dimiliki, maka hal tersebut dapat menimbulkan dampak yang sangat besar pada tempat-tempat yang dilaluinya.
Dampak ini bisa berupa angin kencang, hujan deras berjam-jam, bahkan berhari-hari yang dapat mengakibatkan terjadinya banjir, gelombang tinggi, dan gelombang badai (storm surge).
Siklon tropis memiliki dua dampak, yakni langsung dan tidak langsung.
Bagaimana penjelasan mengenai dampak langsung dan tidak langsung tersebut?
Baca juga: Dampak Perubahan Iklim Bagi Kesehatan Manusia
Baca juga: Wasapadai Siklon Tropis Choi-Wan di Utara Indonesia, Kecepatan Mencapai 35 Knot
Dikutip dari web.meteo.bkg.go.id, berikut penjelasan mengenai dampak langsung dan tidak langsung siklon tropi:
Dampak Langsung
Dampak yang ditimbulkan oleh siklon tropis terdapat pada wilayah-wilayah yang dilaluinya.
Hal tersebut, dapat berupa gelombang tinggi, gelombang badai atau storm surge yang berupa naiknya tinggi muka laut seperti air pasang tinggi yang datang tiba-tiba, hujan deras serta angin kencang.
Sebagai contoh, di Indonesia pernah mengalami dampak langsung siklon tropis yakni ketika terjadi suatu peristiwa yang cukup langka yaitu tumbuh siklon tropis Kirrily di atas Kepulauan Kai, Laut Banda, pada 27 April 2009 yang lalu.