Kirrily menyebabkan hujan lebat dan storm surge di wilayah ini.
Tercatat puluhan rumah rusak dan puluhan lainnya terendam, jalan raya rusak, dan gelombang tinggi terjadi dari 26 hingga 29 April.
Curah hujan tercatat per 24 jam yang tercatat adalah di Tual adalah sebanyak 20mm, 92mm dan 193mm, masing-masing untuk tanggal 27, 28 dan 29 April 2009.
Dampak Tidak Langsung
Indonesia bukan merupakan daerah lintasan siklon tropis, akan tetapi keberadaan siklon tropis di sekitar Indonesia, terutama yang terbentuk di sekitar Pasifik Barat Laut, Samudra Hindia Tenggara dan sekitar Australia mampu berpengaruh pada pembentukan pola cuaca di Indonesia.
Berubahnya pola cuaca oleh adanya siklon tropis tersebut yang menjadikan siklon tropis memberikan dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca di wilayah Indonesia.
Berikut dampak tidak langsung adanya siklon tropis:
- Daerah pumpunan angin
Siklon tropis yang terbentuk di sekitar perairan sebelah utara maupun sebelah barat Australia seringkali mengakibatkan terbentuknya daerah pumpunan angin di sekitar Jawa atau Laut Jawa, NTB, NTT, Laut Banda, Laut Timor, hingga Laut Arafuru.
Pumpunan angin tersebut yang dapat mengakibatkan terbentuknya lebih banyak awan-awan konvektif penyebab hujan lebat di beberapa wilayah tersebut.
Apabila disaksikan dari citra satelit, daerah pumpunan angin terlihat sebagai daerah memanjang yang penuh dengan awan tebal yang terhubung dengan perawanan siklon tropis, sehingga terlihat seolah-olah siklon tropis tersebut mempunyai ekor.
Itulah mengapa daerah pumpunan angin biasa disebut sebagai ekor siklon tropis.
Contoh Kasus
Ketika Indonesia terkena ekor siklon tropis adalah pada saat terjadi siklon tropis George (2 Maret 2007).