TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Arzeti Bilbina, anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKB bekerjasama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggelar sosialisasi Penguatan Pendataan Keluarga dan Kelompok Sasaran Bangga Kencana dengan tema Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Di Masa Pandemi Dalam Rangka Percepatan Penurunan Stunting yang dihadiri oleh Kepala Puskesmas se-Surabaya, Selasa (23/11/2021).
Pandemi Covid-19 yang terjadi di dunia saat ini jelas memengaruhi berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat, tidak hanya dari sisi kesehatan.
Pandemi Covid-19 berdampak pada ekonomi masyarakat khususnya ekonomi keluarga dan ketahanan pangan masyarakat yang akhirnya mengganggu upaya kita untuk menangani stunting secara nasional.
Menurut Arzeti, sejak masa pandemi di 2020, angka kemiskinan itu meningkat. Karena Covid-19 ini juga mempengaruhi sektor ekonomi, tentu dampak penyertanya akan banyak termasuk munculnya kelahiran bayi-bayi stunting.
Para pakar juga menyampaikan bahwa angka stunting dari 27 persen akan meningkat menjadi 32 persen.
Hal ini menunjukkan bahwa pandemi Covid-19 memang berpengaruh terhadap stunting.
"Oleh karena itu, penanganan stunting di seluruh Indonesia perlu dilakukan. Kita bisa melakukan pencegahan melalui tiga pendekatan yakni pendampingan pada remaja sebelum menikah, pendampingan ketika sedang hamil, dan pendampingan saat bayi lahir hingga menginjak usia 2 tahun," kata Arzeti.
Baca juga: Penyuluh Sosial Dinilai Berperan Penting Dalam Pencegahan Stunting di Indonesia
Selanjutnya Arzeti menjelaskan bahwa masalah gizi sebenarnya bukan masalah yang hanya disebakan oleh kemiskinan saja. Juga karena aspek sosial-budaya (kepercayaan, pendidikan, dan pekerjaan) yang ada di masyarakat kita, sehingga menyebabkan tindakan yang tidak menunjang tercapainya gizi yang memadai untuk balita.
"Perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu. Oleh sebab itu, dalam rangka membina dan meningkatkan kesehatan masyarakat, intervensi yang ditunjukan kepada faktor perilaku ini sangat strategis," ujarnya.
Sementara itu, Arzeti berharap agar seluruh elemen masyarakat bersama stakeholder terkait agar dapat bersinergi dalam berkarya.
Walaupun di tengah kondisi sulit Covid-19, para pelaku usaha tidak terfokus pada satu usaha. Karena banyak peluang untuk terus berwirausaha, jika kita mau terus berinovasi dan berevolusi.
"Pemberdayaan masyarakat harus dimulai dari rumah tangga, karena rumah tangga yang sehat merupakan aset pembangunan dimasa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Semua anggota keluarga dapat menjadi rawan terkena penyakit infeksi, salah satunya adalah balita. Infeksi dapat menyebabkan kurang gizi atau sebaliknya," pungkas Arzeti.
Sebelumnya, Arzeti bersama BKKBN melakukan kegiatan sosialisasi serupa yang dikemas melalui talkshow dengan PKK Kabupaten Sidoarjo (20/11/21) dan Fatayat Kabupaten Sidoaro (21/11/21) yang dihadiri oleh 150 peserta pada setiap lokasi.