Pada tahun 1978, Sartono merupakan satu-satunya guru seni musik yang bisa membaca not balok di wilayah Madiun.
Dikarenakan keterbatasan alat musik yang ia miliki, lagu Hymne Guru diciptakannya dengan bersiul sambil menorehkan nadanya ke dalam catatan kertas.
Meskipun penghasilannya dari pekerjaan sebagai guru pas-pasan, namun kecintaannya terhadap musik membuat Sartono menciptakan beberapa buah lagu.
Dikutip dari kemendikbud.go.id, pada tahun 1980, yang bertepatan dengan momentum Hari Pendidikan Nasional, Sartono mengikuti lomba mencipta lagu tentang pendidikan.
Dari ratusan peserta, lagu Hymne Guru berhasil menjadi pemenang.
Selain mendapatkan sejumlah uang sebagai pemenang, Sartono bersama sejumlah guru teladan di seluruh Indonesia dikirim ke Jepang untuk mengikuti studi banding.
Sementara itu, Sartono juga menciptakan delapan buah lagu bertema pendidikan lainnya.
Perhatiannya terhadap dunia pendidikan membuahkan penghargaan.
Pada tahun 2000, Sartono mendapat penghargaan dari Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) saat itu, Yahya Muhaimin.
Sartono sempat diminta oleh TNI AD untuk menghibur dan memberi semangat para guru di Aceh pascabencana tsunami tahun 2004.
Di tahun 2005, Sartono mendapatkan penghargaan kembali yang diberikan oleh Bambang Soedibyo selaku Menteri Pendidikan Nasional saat itu.
Sartono meninggal dunia di usia 79 tahun pada 1 November 2015 di Jawa Timur.
(Tribunnews.com/Devi Rahma)
Artikel Lain Terkait Hymne Guru