News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Penjelasan Kemenkes soal Varian Omicron, dari Tingkat Keparahan hingga Dampak pada Efikasi Vaksin

Penulis: Shella Latifa A
Editor: Arif Fajar Nasucha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Covid-19 varian Omicron - Ini penjelasan Kemenkes soal varian baru Covid-19 Omicron, dari tingkat keparahan hingga dampak pada efikasi vaksin.

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin beberkan informasi yang perlu diketahui soal varian baru virus Covid-19, B.1.1.529 atau Omicron.

Seperti diketahui, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan Omicron sebagai variant of concern.

Budi menjelaskan, varian Omicron ini memiliki banyak mutasi.

Baca juga: Luhut Minta Masyarakat Tak Panik dengan Varian Baru Covid-19 Omicron: Hanya Perlu Waspada

Di dalam mutasi tersebut, terdapat mutasi-mutasi berbahaya yang ada pada varian Covid-19 sebelumnya.

Seperti, Alpha, Beta, Delta dan Gama.

"Mutasi-mutasi yang berbahaya dari varian sebelumnya ada di sini, mutasinya ada 50."

"Pada 30 mutasinya, ada spike potrein di mahkota coronanya. Dan dari total 50 mutasi, banyak mutasi-mutasi ada di varian Alpha, Beta dan Delta dan Gama, yang buruk-buruk diidentifikasi," kata Budi dalam keterangan persnya, dikutip dari tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (28/11/2021).

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, dalam konferensi pers virtual 'Respons Pemerintah dalam Menghadapi Varian Omicron', Minggu (28/11/2021) malam. (istimewa)

Baca juga: Varian Omicron Merebak, Legislator PKS Minta Pemerintah Lindungi PMI di Hongkong

Adapun tingkat keparahan, Budi menjelaskan varian baru ini belum ditemukan potensi mampu meningkatkan keparahan gejala.

"Sampai sekarang belum ditemukan indikasi varian Omicron ini meningkatkan keparahan, belum teridentifikasi," jelas dia.

Sementara soal transmisi virus, varian Omicron diprediksi lebih cepat penularannya.

Kemudian, soal efek kepada efikasi vaksin, Omicron kemungkinan besar berdampak menurunkan efek dari vaksinasi.

Baca juga: Muncul Varian Omicron, IDAI Tegaskan Vaksinasi Harus Jadi Salah Satu Syarat Pembelajaran Tatap Muka

Meskipun begitu, penelitian soal varian baru Covid-19 masih dalam proses lebih lanjut.

"Untuk meningkat transmisi penularan, kemungkinan besar dia lebih cepat penularannya. Sedang difinalilasi riset."

"Apakah dia bisa escape immunity atau menurunkan kemampuan antibodi dari vaksinasi sebelumnya? kemungkinan besar iya. Balik lagi belum dikonfirm," kata Budi.

Epidemiolog Prediksi Omicron 500 Persen Lebih Cepat Menular

Sementara itu, Epidemiolog Indonesia dari Griffith University, Dicky Budiman turut menjelaskan soal varian baru Omicron ini.

Ia menyebut Omicron menjadi varian baru pertama yang langsung ditetapkan jadi variant of concern di masa pandemi.

Padahal, biasanya setiap varian baru akan melalui tahap variant under investigation ataupun interest.

Berarti bisa dikatakan varian baru ini sudah memenuhi 3 kriteria yang dikhawatirkan.

"Ini kalau bicara variant of concern, berarti ada antara 3 kriteria terpenuhi, bahwa kemungkinan kecepetannya, keparahannya, termasuk dia bisa merubah atau bisa menurunkan efikasi ataupun treatment vaksinasi. Ini artinya tanda yang sangat serius," kata Dicky, dikutip dari tayangan YouTube Kompas TV, Minggu (28/11/2021).

Dari data epidemiolog, kata Dicky, Omicron bisa meningkatkan tingkat positivity rate dalam kurun waktu 3 minggu.

Ahli Epidemiologi Indonesia dan Peneliti Pandemi dari Griffith University, Dicky Budiman. (dok pribadi)

Baca juga: Muncul Varian Omicron, PM India Perintahkan Evaluasi Rencana Pelonggaran Pembatasan Covid-19

Bahkan dalam kurun 2 minggu, varian baru Covid-19 ini bisa mendominasi transmisi kasus 75 persen di tengah kasus varian Delta.

Sehingga diprediksi tingkat kecepatan penularan Omicron ini bisa 500 persen lebih cepat dibanding virus Covid-19 awal, yang berasal dari Wuhan.

"Yang kita ketahui Delta 100 persen lebih cepat menular dari varian di Wuhan, Itu sebabnya hitungan dari beberapa epidemiolog, termasuk saya berdiskusi."

"Kita prediksi awal, tapi mudah-mudahan salah, 500 persen lebih cepat menular dari virus liar Wuhan," ujar dia.

(Tribunnews.com/Shella Latifa)

Baca berita soal virus corona lainnya

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini