News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Muktamar NU

Solusi Jadwal Muktamar NU Harus Diserahkan ke Majelis Tahkim Kiai Sepuh, Semua Wajib Manut Kiai

Editor: Husein Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

FOTO ILUSTRASI - KH Makruf Amin (kiri) memimpin sembilan Kiai yang masuk ahlul halli wal aqdi (Ahwa) usai panitia Muktamar melakukan tabulasi hasil nama-nama Kiai Ahwa yang dikirimkan oleh Rais Syuriah PWNU dan PCNU se-Indonesia dalam sidang Pleno IV Muktamar NU ke-33, Rabu (5/8/2015) siang. Sembilan Kiai Ahwa nanti yang menentukan Rais Aam PBNU periode 2015-2020. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon, KH. Imam Jazuli, memiliki pandangan tersendiri terkait dengan solusi tarik ulur maju mundurnya jadwal Muktamar NU yang saat ini sedang diributkan beberapa pihak.

“Lalu bagaimana solusi hari ini untuk menentukan maju atau mundur jadwal Muktamar NU. Saya kira NU adalah organisasi kewaliyan, organisasi keulamaan dengan simbol kiai sepuh. Ya kita harus akui Rais Aam itu lembaga tertinggi, tapi hari ini harus kita akui Rais Aam adalah salah satu kandidat yang memiliki keinginan untuk menjadi Rais Aam,” kata Kiai Imam Jazuli lewat voice note yang dikirim ke Tribunnews.com, Selasa (30/11/2021).

Rais Aam yang dimaksud dalam hal ini adalah KH. Miftachul Ahyar yang pada pekan lalu tiba-tiba mengeluarkan Surat Perintah agar jadwal Muktamar NU dipercepat pada tengah Desember 2021, bukan pada akhir Desember 2021 seperti jadwal semula karena adanya rencana PPKM di masa Natal dan Tahun Baru.

Surat perintah dari Rais Aam ini juga diamini oleh PWNU Jawa Timur. Meski belum ada pernyataan secara resmi kemana dukungan PWNU Jatim apakah ke kubu KH. Said Aqil Siradj atau ke kubu KH. Yahya Cholis Staquf, namun keluarnya surat perintah tersebut bisa jadi sebagai bentuk dukungan kepada calon ketua umum PBNU tertentu.

“Artinya keputusannya (Rais Aam) ada konflik interestnya, artinya sekarang kita tidak bisa menyerahkan keputusan kepada Rais Aam, ini bukan berarti su’udzon ya, karena dalam situasi seperti ini beliau belum bisa jadi wasit. Lalu bagaimana solusi yang tepat? sebagai organisasi kewalian maka kita serahkan kepada ulama yang lebih sepuh,” kata Kiai Imam Jazuli.

Jika keputusan maju atau mundurnya jadwal Muktamar NU ini diserahkan kepada Kiai Sepuh, Kiai Imam Jazuli meyakini mekanismenya tidak akan terlalu rumit. Sebab jam’iyyah NU sudah memiliki Majelis Tahkim dimana setiap keputusannya bersifat mutlak dan harus dipatuhi oleh semua pihak.

“Dan itu (Kiai Sepuh) sudah ada, namanya Majelis Tahkim, yaitu para ulama yang diyakini mewakili seluruh ulama, beliau-beliau silahkan bermusyawrah untuk menentukan kapan waktu muktamar NU yang tepat. Apapun keputusan Majlis Tahkim mau maju atau mundur kita harus manut kepada para Kiai,” pungkas Kiai Imam Jazuli.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini