"Menurut kronologis yang kami terima, kondisi medan untuk longmarch masih jalur landai. Pada pukul 13.45, saat menuju pemberhentian kedua etape 1, almarhumah terlihat kelelahan dan akhirnya panitia memutuskan menaikannya ke dalam ambulans," jelasnya.
Pada pukul 14.30, saat tiba di tujuan etape I bersama ambulans, almarhumah keluar dari ambulans dan ikut bergabung kembali bersama teman-temannya yang sedang beristirahat.
Baca juga: Viral Mahasiswi Asal Wonogiri Jadi Penjual Kambing, Mengaku Senang Bisa Bantu Orang Tua
Dia menyatakan sudah merasa lebih baik dan siap melanjutkan perjalanan kembali.
"Pukul 14.45, setelah istirahat di etape 1, perjalanan dilanjutkan menuju etape II di Masjid Quba dengan jarak 3,1 kilometer. Pukul 15.30, kira-kira berjarak dua kilometer dari etape 1, almarhumah mengalami kram kaki kirinya. Panitia memutuskan membawa almarhumah dengan ambulans menuju etape II," kata Ria.
Pukul 16.10, sesampai di etape II, kondisi almarhumah semakin lemah dan mulai tidak kooperatif saat dibantu. Panitia kemudian meminta bantuan ustadz di masjid, tetapi tidak bisa memberikan bantuan. Saat itu, almarhumah juga sudah diberikan bantuan oksigen karena sesak nafas.
Almarhumah kemudian dibawa ke lokasi pembaretan yang menjadi lokasi akhir long march untuk mendapatkan bantuan lebih lanjut berupa oksigen tambahan.
Karena kondisinya tidak semakin membaik, panitia memutuskan membawa almarhumah ke Rumah Sakit EMC Sentul.
Baca juga: Ketika Nadiem Makarim Bercerita Soal Kisah Pilu Mahasiswi yang Mengalami Kekerasan Seksual
Namun, meskipun sudah menyalakan sirine, ambulans yang membawa almarhumah tidak bisa bergerak karena kemacetan di kawasan Sentul.
Oleh warga setempat, panitia disarankan untuk berputar arah ke Ciawi.
Namun, perjalan menuju Rumah Sakit Ciawi juga macet.
Pada pukul 18.45, denyut nadi di radialis almarhumah tidak teraba sehingga teman-temannya berinisiatif melakukan tindakan resusitasi jantung paru.
Namun, setelah tiba di Rumah Sakit Ciawi, almarhumah dinyatakan meninggal pada pukul 19.07 WIB.
"Setelah mendengar kabar almarhumah meninggal, pembina Menwa UPNVJ segera berangkat ke Rumah Sakit Ciawi untuk membawa almarhumah ke rumah keluarga di Palmerah, Jakarta Barat dan memakamkan di Sragen, Jawa Tengah," kata Ria.
Ria mengatakan kegiatan pembaretan yang diikuti almarhumah tidak mendapatkan izin dari pihak kampus.