TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Desas-desus perombakan atau reshuffle kabinet kembali menguat. Pemantiknya tak lain karena Partai Amanat Nasional (PAN) telah bergabung dengan koalisi pemerintah serta pensiunnya Marsekal Hadi Tjahjanto selaku Panglima TNI.
Faktor lainnya juga mendekatnya hari Rabu Pon, yang jatuh pada 8 Desember 2021.
Asumsi terjadinya reshuffle pada 8 Desember dinilai wajar oleh Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari.
Sebab pola yang digunakan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah terbaca.
Jokowi tercatat sering melakukan kebijakan strategis pada hari baik sesuai penanggalan kalender Jawa.
Tercatat beberapa keputusannya dilaksanakan hari Rabu, kebanyakan di Rabu Pahing dan Rabu Pon.
Berdasarkan penelusuran Tribunnetwork, dari lima kali reshuffle selama dua periode kepemimpinannya, dua reshuffle pertama jatuh di hari Rabu Pon.
Sementara reshuffle ketiga, keempat dan pelantikan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dilaksanakan pada Rabu Pahing.
Baca juga: Isu Reshuffle Kabinet Mencuat, Ketum PKB: Biasanya Pas Mepet-mepet Baru Diajak Bicara
"Saya kira wajar kalau ada asumsi tanggal 8 Desember ini akan terjadi reshuffle. Pak Jokowi itu ada kecenderungan memilih hari baik, kalau nggak Rabu Pon ya Rabu Pahing. Polanya cukup jelas, dari melantik kabinet, mengumumkan kabinet, melakukan pergantian-pergantian itu pada hari-hari tersebut," ujar Qodari, ketika dihubungi Tribunnetwork, Rabu (1/12/2021).
Jika reshuffle terjadi, Qodari memprediksi Hadi Tjahjanto akan mengikuti jejak koleganya yakni mantan Kapolri Jenderal Pol (Purn) Tito Karnavian untuk masuk ke kabinet.
Tito saat ini menjabat posisi Menteri Dalam Negeri.
Kedekatan Jokowi dengan Hadi disebut bakal menjadi faktor penentu masuk tidaknya mantan Panglima TNI itu ke jajaran pembantu presiden.
Terkait posisi yang kemungkinan diemban, Qodari menilai tidak akan jauh dari latar belakang Hadi selama ini.
"Kalau melihat pengalaman Pak Tito, kolega beliau yang kemudian masuk ke kabinet, ya berarti ada kemungkinan Pak Hadi juga bisa masuk ke kabinet. Kemudian masuk ke pos mana? Tentunya yang sesuai latar belakang beliau, kan beliau ini angkatan udara. Mungkin yang berkaitan dengan kapasitas, kapabilitas, dan kompetensi beliau, sebagai mantan seorang penerbang TNI," ucapnya.