Faye yang lahir pada 10 April 2002 ini merupakan pendiri organisasi non-profit, Rumah Faye.
Baca juga: Cegah Varian Omicron, Luhut: Pejabat Negara Dilarang ke Luar Negeri
Baca juga: Mensos Risma Klarifikasi Soal Paksa Tunarungu Bicara
Mengutip situs resmi Rumah Faye, ia mendirikan organisasi tersebut bersama sang ibu, pada 2013, saat usianya masih 11 tahun.
Pada 2019 lalu, Faye pernah muncul dalam acara Generation Change milik MTV Asia.
Dalam acara itu, Faye berbicara mengenai alasan ia mendirikan Rumah Faye.
Saat masih duduk di bangku SD, Faye mendapat tugas sekolah dan ia menemukan kata traffic.
Ia pun mencari arti kata itu sepulang sekolah, dan terkejut ketika menemukan fakta bahwa banyak anak-anak di Indonesia seusianya menjadi korban eksploitasi, juga perdagangan.
"Saat itu aku kelas lima atau enam SD, dan (dapat) pekerjaan sekolah. Aku lihat sebuah daftar dan menemukan kata traffic," ungkapnya dalam wawancara bersama MTV Asia pada Desember 2019.
"Aku pulang dan mencari artinya. Dengan penuh kesadaran, muncul rasa tidak percaya, (perdagangan anak) terjadi di negaraku sendiri."
"Jadi, aku mencoba mengambil tindakan," imbuhnya.
Sebelum mendirikan organisasi itu, Faye kecil sudah memiliki rasa kepedulian yang tinggi.
Di tahun 2010, ia berhasil mengumpulkan donasi sebesar Rp96 juta untuk menolong anak-anak panti asuhan Griya Kasih Victory yang menjadi korban erupsi Gunung Merapi.
Baca juga: Mensos Risma Minta Pemda Perbaiki Data Penerima Bansos Tiap Bulan
Baca juga: Luhut Minta Masyarakat Tak Panik dengan Varian Baru Covid-19 Omicron: Hanya Perlu Waspada
Uang itu digunakan untuk membangun rumah baru bagi anak-anak panti tersebut.
Apa yang dilakukan Faye tak lepas dari peran keluarganya.
Ia mengungkapkan keluarganya selalu menekankan memberi dan membalas budi pada sesama.