News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Muktamar NU

Jelang Muktamar NU, Ketum GP Ansor Gus Yaqut Sebut Harus Ada Regenerasi, Apa Tanggapan KH Said Aqil?

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketum PBNU KH Said Aqil Siraj saat mengunjungi lokasi Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) di Lampung (Istimewa).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketum Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Yaqut C. Qoumas atau biasa disapa Gus Yaqut akhirnya secara terbuka mengemukakan dukungannya dalam gelaran Muktamar NU mendatang.

Gus Yaqut secara terbuka mengungkapkan bahwa pilihannya adalah terkait regenerasi di tubuh kepengurusan PBNU.

Lantas, apa tanggapan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siraj terkait pernyataan Gus Yaqut soal Muktamar NU tersebut?

Menyikapi hal tersebut Said Aqil Siraj mengatakan bila regenerasi merupakan suatu kebutuhan.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (GP) Ansor Yaqut Cholil Qoumas saat memberikan sambutan pada Halalbihalal Virtual GP Ansor, Sabtu (15/5/2021) malam. (Istimewa)

"Kalau saya kepilih (Ketua Umum PBNU) nanti beberapa jajaran ketua nah kita cari yang muda-muda," kata Said Aqil Siraj di Kawasan Matraman Timur, Jakarta Pusat, Rabu (8/12/2021).

Baca juga: Siap Dicalonkan Jadi Ketua Umum PBNU, Said Aqil Tegaskan Tak Terobsesi Maju Dalam Pilpres 2024

Untuk itu, dia menilai regenerasi tak harus kepada yang muda.

"Yang penting generasi muda kita libatkan dalam kepengurusan ini. Sekarang sudah mulai kok, Sekjen (Helmy Zaini) muda banget, Pak Marsudi (Ketua PBNU) itu muda," katanya.

Seperti dikutip dari Kompas Tv, Ketum Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Yaqut C. Qoumas atau biasa disapa Gus Yaqut akhirnya secara terbuka mengemukakan dukungannya dalam gelaran Muktamar NU mendatang.

Gus Yaqut secara terbuka mengungkapkan bahwa pilihannya adalah terkait regenerasi di tubuh kepengurusan PBNU.

Regenerasi itu artinya, ia menolak Said Aqil untuk menjadi ketua PBNU untuk kali ketiga dalam struktur kepengurusan PBNU.

Pria yang juga menjabat Menteri Agama itu lantas menjelaskan, hal ini berdasarkan Rakornas GP Ansor bahwa regenerasi mutlak dilakukan.

“Sebagai Ketua Umum GP Ansor sikap saya atas pilihan di Muktamar NU 17-19 Desember 2021, sangat jelas, karena didasarkan pada keputusan Rakornas. Regenerasi mutlak dilakukan,” kata Gus Yaqut di akun resminya @YaqutCQoumas sebagaimana dilihat KOMPAS TV, Minggu siang (5/11).

Gus Yaqut yang merupakan adik dari Gus Yahya bahkan secara tersirat untuk mendukung kakaknya itu untuk maju sebagai calon ketua PBNU.

Gus Yahya sendiri digadang-gadang jadi penantang paling kuat Said Aqil Siradj sebagai salah satu ketua PBNU.

“Sebagai saudara kandung muda, Allah Yarham Abah mengajarkan untuk tidak menentang dan bertentangan sesama saudara. Apalagi saudara lebih tua. Ikuti dan dukung sebisanya,” tambah Gus Yaqut.

Menolak Jabatan Menag akan Terlibat Kontestasi Muktamar

Gus Yaqut juga menolak jabatannya sebagai menteri agama dianggap ikut memengaruhi jalannya muktamar nanti.

"Sebagai pembantu Presiden, saya tidak terlibat dalam kontestasi karena memang negara hanya bersifat fasilitasi atas kegiatan dan dinamika Ormas. Kalau sampai di sini nggak paham juga, mungkin kita perlu ngopi lebih banyak dan piknik lebih jauh.

Satu hal yang menarik dari cuitan Gus Yaqut adalah, ia sepertinya membocorkan jadwal pasti muktamar.

Dalam keputusan resminya, muktamar akan digelar 23-25 Desember, tapi karena efek PPKM Level 2 yang diberlakukan sehari setelah Muktamar, maka terjadi debat terkait maju-mundur Muktamar.

Di cuitan itu, Gus Yaqut menyebut tanggal 17-19 Agustus 2021 sebagai jadwal muktamar, alih-alih tanggal resmi Muktamar dari panitia.

Jadi, apakah Muktamar jadi tanggal itu? Belum ada yang tahu pasti.

Satu hal yang pasti, cuitan terbuka Gus Yaqut ini membuka kotak pandora terkait dukungan GP Ansor yang selama ini cuma tersirat dan terkesan diam-diam terhadap Gus Yahya sebagai calon ketua PBNU pengganti Said Aqil Siradj.

Said Aqil Siraj Tegaskan Tak Terobsesi untuk Pilpres 2024

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siraj menegaskan dirinya tak terobsesi maju dalam kontestasi politik di Pemilu 2024, termasuk soal Pilpres.

"Enggak ada obsesi seperti itu, tidak ada, karena saya bukan maqomnya. Bukan bidangnyalah sebagai pejabat politik," ujarnya di Kawasan Matraman Timur, Jakarta, Rabu (8/12/2021).

Dia menjelaskan selama ini belum pernah menjabat posisi politik seperti menteri hingga Anggota DPR.

"Jadi belum pernah tidak ada obsesi untuk lebih naik lagi apalagi. Tidak ada sama sekali, tidak ada (obsesi)," tandasnya.

Said Aqil menerima dukungan dari 28 PWNU se-Indonesia dan para kiai sepuh agar maju kembali sebagai Calon Ketua Umum PBNU dalam Muktamar ke-34 NU di Lampung.

Para kiai sepuh itu antara lain Maulana Habib Luthfi di Pekalongan, Tuan Guru Turmudzi di Lombok, KH Muhtadi di Banten, Hadratusyekh Kiai Dimyati Kaliwungu kendal, KH Agoes Ali Masyhuri di Sidoarjo, KH Bastuni di Tasikmalaya.

Baca juga: PWNU Jawa Barat Tegaskan NU Masih Butuh Sosok Kiai Said Aqil

"Saya siap mentaati perintah kiai sepuh dan mengabulkan permohonan para pengurus wilayah dan pengurus PCNU agar saya siap dicalonkan kembali sebagai ketua umum PBNU," kata Said dalam konferensi pers di kawasan Matraman Timur, Jakarta Pusat, Rabu (8/12/2021).

Hadir dalam konferensi pers tersebut, Sekjen PBNU Helmy Faisal Zaini, Ketua PBNU Robikin dan Marsudi Syuhud, Kader NU yang juga Anggota DPR RI F-PKB, Abdul Kadir Karding, serta jajaran petinggi PWNU se-Indonesia.

Sebelum memenuhi permintaan tersebut, Said terlebih dahulu melakukan istikharah dan ziarah ke sejumlah makam para kiai dan ulama sepuh NU.

"Antara lain saya ziarah ke Lar Batang dan ziarah ke Sunan Gnung Jati, Sunan Ampel di Surabaya, ke Madura Bangkalan, ke makam Gus Dur, setelah anggap cukup ziarah ke para aulia itu, saya mendapatkan ketenangan hati, ketetapan hati, saya terima permintaan atau perintah dari para kiai," ujarnya.

Lebih lanjut, Said memaparkan bagaimana NU telah jauh maju pesat dari segala aspek, mulai dari pendidikan, kesehatan, perekonomian, hingga digitalisasi.

Tak kalah penting, Said juga menilai NU harus menjaga akidah dalam bingkai wasathiah, moderat, dan tasawuf.

"Jadi NU sejak dulu sampai sekarang pemimpinnya boleh berganti, Rais Aam berganti, Ketua Umum berganti, tapi prinsip wasatiah dan tasawuf tak pernah berubah," katanya. (Tribunnews/Reza Deni/Kompas Tv)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini