TRIBUNNEWS.COM – Mahasiswi salah satu Universitas Swasta di Kota Tegal, Jawa Tengah (Jateng) Umi Elistika (25) mengaku bangga dan sangat menikmati menjadi Kader Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), mitra Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Cabang Tegal.
“Karena saya termasuk orang yang suka bergaul, jadi saya sangat menikmati masa menjadi Kader JKN ini. Apalagi kalau bisa membantu banyak orang, saya jadi ikut senang,” tuturnya dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunnews.com, Senin (13/12/2021).
Perempuan yang akrab disapa Elis ini mengaku, sudah menekuni profesi sebagai Kader JKN sejak September 2018. Ia mengatakan sudah terlanjur nyaman menjadi Kader JKN.
Menurut Elis, ada banyak manfaat yang bisa diperoleh menjadi Kader JKN. Salah satunya adalah dapat membuatnya mengenal banyak orang baru.
Baca juga: Kota Metro Jamin Akses Kesehatan Seluruh Warga melalui Program JKN-KIS
“Saya jadi belajar berkomunikasi juga dengan beraneka macam karakter orang,” katanya.
Bahkan ia mengatakan, berkat menjadi Kader JKN, dirinya memiliki banyak saudara baru, baik dari peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) atau dari rekan sesama Kader JKN.
Tak hanya itu, dengan menjadi Kader JKN, Elis menjadi paham secara mendalam tentang regulasi pelayanan kesehatan dan administrasi di BPJS Kesehatan.
Kendati demikian, Elis mengaku pernah mengalami peristiwa pahit selama bekerja sebagai Kader JKN, mulai dari lokasi desa binaan yang jauh dari rumah sampai ditolak calon peserta.
Sementara itu, saat ditanya bagaimana awal keputusannya untuk menjadi Kader JKN, Elis bercerita bahwa ia melihat iklan lowongan Kader JKN dari media sosial (medsos).
Baca juga: Jalani Pengobatan Kanker Payudara hingga Rp 1,5 Miliar, Wanita Ini Bersyukur Punya JKN-KIS
“Awalnya saya tidak tahu apa itu Kader JKN, tetapi iseng saja mendaftar karena tertarik menjadi bagian dari BPJS Kesehatan. Saat itu, nama BPJS Kesehatan cukup terkenal,” kata Elis.
Ia mengatakan, peserta JKN-KIS kerap meminta bantuan Kader JKN untuk mengurus layanan administrasi, seperti pencetakan kartu misalnya.
Terkadang, kata dia, peserta JKN-KIS juga meminta Kader JKN membantu mengunduh aplikasi Mobile JKN dan mengajarkan cara mengoperasikannya.
Elis berharap, para peserta JKN-KIS semakin tertib membayar iuran setiap bulan, agar keberlangsungan program JKN-KIS terjaga dengan baik.
Dengan begitu, lanjut dia, peserta JKN-KIS akan tenang selama mengakses layanan kesehatan. Sebab, biaya berobat akan ditanggung oleh BPJS Kesehatan.