Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Terorisme sekaligus Direktur Amir Mahmud Center, Amir Mahmud yakin kelompok radikal di Indonesia mulai menjalin hubungan dengan Taliban setelah Taliban menguasai Afghanistan.
Amir mengatakan kelompok-kelompok radikal di Indonesia memiliki hubungan emosional-spiritual dengan Taliban.
Bagi kelompok-kelompok tersebut, kemenangan Taliban mengobarkan semangat mereka untuk menggelorakan perjuangan mereka di Indonesia.
Bagi mereka, kata Amir, kemenangan Taliban adalah kemenangan umat Islam.
Amir khawatir euforia atas kemenangan Taliban di Afghanistan membuat mereka kemudian membentuk jaringan dengan Taliban.
Hal tersebut disampaikannya dalam Webinar bertajuk Ekses Kelompok Taliban di Afghanistan terhadap perkembangan Radikalisme, Ekstremisme, dan Terorisme di Indonesia yang disiarkan di kanal Youtube HUMAS SIL & SKSG UI pada Senin (13/12/2021).
"Kalau begitu bagaimana Taliban dengan kelompok (radikal) di Indonesia? Menurut saya telah terjadi hari ini komunikasi di beberapa. Dalam arti komunikasi di sini ada yang tidak langsung," kata Amir.
Baca juga: PDIP Perkuat Pribadi yang Berkebudayaan Guna Hadapi Intoleransi dan Radikalisme
Ia juga menduga, sudah ada atau setidaknya rencana untuk mengirim anggota kelompok radikal di Indonesia untuk menjalin komunikasi langsung dengan Taliban.
"Tidak tahu nanti, mungkin nanti ada beberapa personel yang sudah dikirim barangkali ke sana, atau mungkin yang sudah direncanakan untuk dikirim ke Taliban, barangkali begitu," kata dia.
Amir mengatakan saat ini telah menemukan adanya anggota kelompok tertentu di Indonesia yang telah menyatakan dukungannya terhadap Taliban di media sosial.
Ketika ia menyatakan pendapat tersebut di media sosial, ia pun kemudian ditanya oleh anggota kelompok tersebut mengapa mereka disamakan dengan Taliban.
"Saya katakan bahwa Taliban itu menjadi inspirasi bagi semua kalangan yang memang berpotensi paham radikal," kata Amir.
Sebelumnya Amir menjelaskan bahwa kelompok Taliban merupakan kelompok yang bertahun-tahun bergerilya dengan kekerasan dan cara yang brutal untuk menguasai Afghanistan.
Baca juga: Dirjen Bimas Katolik: Moderasi Beragama Cara Pandang dan Sikap Jalur Tengah Agar Tak Menjadi Radikal
Bahkan, kata dia, mereka tidak berhenti menggunakan kekerasan meski telah menguasai Afghanistan.
"Kekerasan selalu ada sampai sekarang ini. Saya punya kontak ada beberapa orang yang memberikan laporan kepada saya luar biasa ini," kata Amir.