Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kemendikbudristek memberikan pendanaan kepada 60 sekolah menengah kejuruan yang menerapkan konsep teaching factory dalam pembelajarannya.
Dirjen Vokasi Kemendikbudristek Wikan Sakarinto mengatakan sekolah-sekolah ini dipilih dari 949 SMK yang mengajukan proposal kepada Kemendikbudristek.
Selanjutnya dari jumlah tersebut dilakukan seleksi yang melibatkan industri dan perguruan tinggi hingga dipilih 60 SMK.
"Kita minta mereka untuk menajamkan presentasi kemudian kita kerahkan reviewer dari Apindo, dari Kadin, dari industri, dari UMKM sekaligus juga dari perguruan tinggi," ujar Wikan dalam Launching Product Teaching Factory di SMKN 57 Jakarta, Rabu (15/12/2021).
Seleksi dilakukan terhadap kepada kepala SMK berdasarkan performance, business plan, perencanaan keuangan serta product marketing.
Baca juga: Keluarkan Edaran Terbaru, Kemendikbudristek Atur Ulang Pembagian Rapor dan Libur Sekolah
Kemendikbudristek memberikan pendanaan hingga Rp 450 juta untuk tiap SMK yang lolos.
Meski begitu, Wikan meminta agar pendanaan ini tidak hanya menghasilkan alat. Namun juga dapat memberikan peningkatan kualitas SMK.
"Rp400 jutaan sampai Rp450 juta per SMK. 60 dikalikan Rp450 juta lah dana yang kita keluarkan. Jangan sampai tuh cuma jadi peralatan aja, yang penting mindset manusianya yang paling kita target midnsetnya," ucap Wikan.
SMK yang lolos, kata Wikan, juga mendapatkan sejumlah pelatihan dari Kemendikbudristek.
Pengajar dalam pelatihan ini melibatkan pihak industri, pengusaha, dan akademisi.
Baca juga: Kemendikbudristek Pastikan Perguruan Tinggi Siap Gelar Pembelajaran Tatap Muka
"Tapi kita training dulu kepala SMK dan manajernya guru-gurunya itu kita training dengan mindset dan pengembangan bisnis, business plan, hots, karakter. Kita undang Reynald Kasali. CEO kita undang," ujar Wikan.
Pelatihan ini, menurut Wikan, dilakukan untuk meningkatkan kompetensi SMK dalam bidang bisnis.
"Untuk berikan penguatan SDM, penguatan perencanaan pasar, business plan, inovasi produk juga diperdalam. Sehingga baru setelah itu kita berikan pendanaan untuk melakukan product development serta system developmentnya sampai ke marketing," kata Wikan.