News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

KH Abdul Wahab Chasbullah, Sang Penggerak Nahdlatul Ulama

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bedah buku 'Peletak Dasar Tradisi Berpolitik NU : Sang Penggerak Nahdlatul Ulama, KH Abdul Wahab Chasbullah'

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - KH Abdul Wahab Chasbullah adalah seorang ulama yang berpikiran visioner dan bergagasan cemerlang.

Tidak heran bersama KH M. Hasyim Asy'ari, dan KH Bisri Syansuri, KH Abdul Wahab Chasbullah mendirikan Nahdlatul Ulama (NU) ormas keagamaan yang saat ini memiliki puluhan juta anggota.

Dari peran para ulama itulah Indonesia bisa merdeka dan menyatukan rakyatnya dalam NKRI.

Beragam pemikiran KH Abdul Wahab Chasbullah dibukukan oleh Safrizal Rambe, S.IP., M.Si dengan judul 'Peletak Dasar Tradisi Berpolitik NU : Sang Penggerak Nahdlatul Ulama, KH Abdul Wahab Chasbullah'.

Buku setebal 403 halaman ini memuat pemikiran dan sepak terjang KH Abdul Wahab Chasbullah dari Muktamar NU pertama hingga tahun 1970-an.

"Buku ini wajib dimiliki bagi warga NU, terutama kader muda NU," kata KH. M. Hasib Wahab, anak dari KH Abdul Wahab Chasbullah, mengawali sambutan dalam bedah buku tersebut, Kamis (16/12/2021).

Baca juga: Bursa Calon Ketua Umum PBNU, Kiai Asad Said Ali Dinilai Progresif Bagi Masa Depan NU

KH. Hasib memaparkan, terbitnya buku 'Peletak Dasar Tradisi Berpolitik NU : Sang Penggerak Nahdlatul Ulama, KH Abdul Wahab Chasbullah' merupakan momentum yang tepat untuk menyongsong Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-34 di Lampung.

Apalagi dalam buku tersebut KH Abdul Wahab Chasbullah mengungkapkan Muktamar NU dari yang pertama hingga ke 25 pada tahun 1971.

Sehingga tergambar peranan Nahdliyyin dari muktamar ke muktamar.

"Kiai Wahab sebagai ulama yang yang mempunyai gagasan dan pemikiran visioner," jelas Dewan Penasihat Kiai Wahab Foundation (KWF) ini.

KH. Hasib mengungkapkan peran KH Abdul Wahab Chasbullah di antaranya ketika melawan penjajah Belanda dan menyatukan para petani untuk kemandirian ekonomi.

Pada 1938 saat Muktamar NU di Menes, Jawa Barat, KH Abdul Wahab Chasbullah juga telah memberikan ide dan gagasan bagaimana adanya bank NU dan kemandirian ekonomi NU.

Ide dan gagasan lainnya dari KH Abdul Wahab Chasbullah adalah adanya gerakan untuk menciptakan pondok pesantren (ponpes) yang tersebar di berbagai pelosok daerah.

Oleh karena itu secara organisasi NU sudah jalan dan bagus karena selain ada kegiatan dakwahnya juga bergerak dalam kemandirian ekonomi.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini