"Jadi ini yang terpenting korelasinya, Muktamar NU ke -34 ini di Lampung kan temanya kemandirian ekonomi NU. Ini sangat tepat," ucapnya
Baca juga: PWNU Papua Nilai Habib Luthfi bin Yahya Layak Pimpin Rois Aam PBNU Mendatang
KH. Hasib mengungkapkan, tantangan NU ke depan di antaranya adalah supaya ekonomi NU dan warga-warga NU bisa kuat dan mandiri.
Karena ada tiga hal yang akan dihadapi NU ke depannya.
Pertama, meningkatkan dan konsolidasi SDM NU terutama masalah tafaqquh fiddin memperdalam ilmu agama dan mencetak ulama handal yang alim dan alamah agar bisa menggantikan ulama yang sudah meninggal.
Kedua, ekonomi warga NU harus kuat karena mayoritas umat Islam di Indonesia adalah warga NU.
Oleh karena itu bagaimana menciptakan NU ke depan bisa meningkatkan bisnis warga NU, baik makro dan mikro yang profesional, sehingga ke depan NU tidak hanya bergantung pada proposal.
Ketiga, memperbanyak SDM dengan mendirikan universitas-universitas NU dengan jurusan-jurusan sesuai perkembangan zaman.
"Alhamdulilah selama KH Said Aqil Siradj memimpin NU sudah ada 43 universitas NU di Indonesia, dan beberapa masih dalam rintisan," jelasnya.
Dekan Fakultas Adab & Humaniora UIN SYarif Hidayatullah Jakarta Saiful Umam, M.A., Ph.D. menegaskan embrio NU ini diawali dari KH Abdul Wahab Chasbullah.
Ia berperan dalam kelahiran atau memisahkan NU dan Masyumi dan jadi partai politik tersendiri yang juga peran NU.
Karena jika KH Abdul Wahab Chasbullah tidak ngotot, maka NU masih jadi bagian Masyumi.
"Dan ternyata memang luar biasa. Mbah Wahab (KH Abdul Wahab Chasbullah) tahu. Keluar dari Masyumi dan masuk parpol itu pilihan yang luar biasa gimana signifikannya suara NU," kata Saiful.
Sementara itu, Sejarawan Anhar Gonggong juga mengemukakan bahwa ada peran KH Abdul Wahab Chasbullah di balik Dekrit Presiden Soekarno 5 Juli 1959.
Baca juga: Jelang Muktamar, Selain Kiai Said & Gus Yahya, 2 Sosok Ini Juga Disebut Masuk Bursa Calon Ketum PBNU
Pasalnya, KH Wahab Chasbullah dan Presiden Soekarno memiliki hubungan yang cukup dekat dan seringkali berdiskusi ihwal permasalahan negara di kediaman HOS Cokroaminoto di Jalan Peneleh Surabaya.
"Memang kemungkinan besar, di balik sikap NU terkait Dekrit 5 Juli, itu ada peran KH Wahab ya," kata Anhar. (*)