News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Muktamar NU

Sosok KH As'ad Said Ali, Kuda Hitam Calon Ketum PBNU, Dulu Orang Dekat Gus Dur & Eks Petinggi BIN

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KH Asad Said Ali

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sehari menjelang Muktamar NU di Lampung, muncul satu kandidat baru calon ketua umum PBNU.

Dialah KH As'ad Said Ali. 

Wakil Ketua Umum PBNU Periode 2010-2015 ini disebut-sebut sebagai 'kuda hitam' orang nomor satu di PBNU.

Kuda hitam merupakan istilah yang dipakai untuk seseorang atau tim yang tidak diunggulkan dan tidak banyak dikenal namun bisa keluar sebagai pemenang.

KH As'ad akan bertarung dengan dua nama besar yang disebut-sebut calon kuat ketum PBNU yakni Prof KH Said Aqil Siroj dan KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya).

KH As'ad Ali juga bisa jadi jalan tengah bagi dua kandidat yang bertarung.

"Kiai As'ad ini bisa jadi kuda hitam, kalau ada dua kubu yang mengeras cenderung biasanya publik akan memalingkan wajahnya ke satu sosok yang dianggap sebagai jalan tengah," kata Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno kepada Tribunnews.com.

Baca juga: Presiden Jokowi dan Wapres Maruf Dipastikan Hadiri Pembukaan Muktamar Ke-34 NU

Diakuinya memang nama Kiai As'ad Ali belum sementereng sosok Said Aqil ataupun Gus Yahya.

Namun di tengah dinamika dua unggulan calon Ketum itu, nama Kiai As'ad Ali bisa menjadi alternatif yang mengakomodasi irisan kelompok pendukung Said Aqil dan Gus Yahya.

Dukungan untuk KH As'ad Ali

Dukungan untuk KH As'Ali datang dari berbagai pihak.

Satu diantaranya adalah tokoh nasional yang dikenal sebagai sahabat dekat Gus Dur, Rizal Ramli.

Dia mengatakan sebagai organisasi masyarakat terbesar, peranan NU dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia sangat penting.

Termasuk dalam memberi isi dan makna setelah republik ini merdeka.

"Karena itu, Ketua Umum yang baru harus sanggup membawa NU untuk memperjuangkan nilai-nilai keagamaan, kerakyatan, dan kebangsaan. Bukan sekadar mengejar dan menjadi bagian dari kekuasaan. NU diharapkan tetap teguh memperjuangkan cita-cita untuk menegakkan kebenaran dan keadilan untuk kesejahteraan rakyat," kata pria yang kerap disapa Gus Romli ini, Minggu (19/12/2021).

Sebagai nahdliyin, Rizal ramli berharap pimpinan NU ke depan menjadikan Jam'iyah dan jamaah Nahdlatul Ulama sebagai pusat pengabdian, pusat amal, dan pusat untuk menggembangkan potensi serta kesejahteraan umat Islam khususnya nahdliyin.

"Dalam konteks itu, saya mendukung KH Asad Said Ali sebagai Ketua Umum NU. Kiai Asad memiliki pengetahuan dan pengalaman yang luas di dalam pemerintahan dan tugas-tugas internasional, serta aktif sebagai Wakil Ketua Umum PBNU 2010-2015," ujar penasehat Forkom Jurnalis Nahdliyin ini.

Sebelumnya dukungan terhadap KH Asad Said Ali untuk memimpin NU juga disuarakan pengasuh Ponpes Amanatul Ummah, KH Asep Saifuddin Chalim.

Dukungan yang disampaikan putera pendiri NU, KH Abdul Chalim itu direspon positif sejumlah pihak, baik struktur maupun organisasi berbasis NU hingga sejumlah pengasuh pondok pesantren.

Ketua Tanfidziah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) 2003-2018 Banyuwangi, KH Masykur Ali juga memberikan dukungan serupa.

Mantan Anggota BPK ini mengatakan As’ad Said Ali selama ini melakukan banyak kaderisasi di level bawah NU dengan mendirikan Pendidikan Kader Penggerak Nadhlatul Ulama (PKPNU) dan sudah memiliki banyak alumni yang tersebar di seluruh negeri.

"Terbukti beliau KH As’ad Said Ali menginisiasi PKPNU yang mengokohkan warga NU hingga paling bawah," kata Masykur dalam pesan yang diterima, Selasa, sebagaimana dikutip Tribunnews.com.

Siap dicalonkan

Terpisah, KH As'ad Said Ali menyatakan kesediaannya dicalonkan sebagai ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dalam muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama di Lampung. 

Pernyataan ini kembali disampaikan kepada wartawan, Selasa (21/12/2021). 

Kesediaannya  maju dalam kontestasi lima tahunan itu, berangkat dari dukungan sejumlah tokoh Nahdliyin dan keluarga pendiri NU. 

Beberapa tokoh senior juga turut mendorong agar Kiai Asad turut serta dalam bursa ketua umum PBNU. 

 “Insya Allah saya positif untuk meramaikan bursa ketua umum PBNU,” kata Kiai Asad.

Dia mengatakan, NU pada dasarnya mempunyai potensi yang sangat luar biasa.

Ini dengan catatan jika fikrah/pemikiran bisa sejalan baik dengan amaliyah. 

Dia menilai dengan segenap kerendahan hati jika pemikiran para pendiri (muassis) NU sudah sangat luar biasa, hanya saja harus didukung dengan implementasi atau amaliyah yang luar biasa pula. 

Baca juga: BREAKING NEWS: KH Asad Said Ali Siap Dicalonkan Jadi Ketua Umum PBNU

Profil Singkat

KH As'ad Said Ali adalah mantan wakil kepala Badan Intelijen Negara (BIN).

Dia dipercaya Presiden KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur menjabat di BIN.

Rizal Ramli menambahkan rekam jejak Asad Said Ali tak perlu diragukan lagi.

Ia adalah Alumnus Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak Yogyakarta dan Alumni Hubungan Internasional UGM. 

KH As'ad Ali mendapat Gelar Doktor Horonis causa dari Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang, dan Penanggung jawab kaderisasi di PBNU.

"Kiai Asad akan mampu memimpin NU untuk meneruskan dan memperbaharui Khitah NU 1926, menjadi bagian penting dari peningkatan keadilan dan kemakmuran Rakyat," katanya.

Sumber: Tribunnews.com/Tribun Jatim/ Kompas.TV

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini