Laporan Wartawan Tribunnews.com, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Satgas Penanganan Covid-19 mengimbau masyarakat berlibur di Indonesia saja saat libur panjang Natal dan Tahun Baru 2022.
Pasalnya kasus Covid-19 di luar negeri sedang tinggi.
“Kami selalu mengimbau kalau ingin berlibur sebaiknya di dalam negeri saja karena di luar negeri kasusnya sedang tinggi dan paling aman sebetulnya Indonesia,” kata Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19, Sonny Harry B Harmadi di live talkshow bersama Tribunnews.com, Selasa (21/12/2021).
Ia mengatakan sudah menjadi ciri khas adanya peningkatan mobilitas masyarakat jelang libur hari besar maupun hari raya.
Tidak hanya warga Indonesia yang ingin berlibur keluar negeri, tapi juga warga asing yang akan berlibur ke Indonesia atau warga Indonesia yang akan pulang kembali ke tanah air.
Baca juga: Polisi Pastikan Tidak Ada Ganjil Genap di Jalan Tol pada Masa Libur Natal dan Tahun Baru
Apalagi pada tahun ini kondisi pandemi dan perekonomian Indonesia sudah mulai membaik.
Sonny mengatakan tahun ini saja ada sekira 3.000 hingga 4.000 kedatangan internasional per harinya.
Berbeda dengan kondisi di tahun lalu yang bahkan tidak mencapai 2.000 kedatangan penumpang internasional.
Terkait perpanjangan pemberlakuan masa karantina selama 10 hari bagi kedatangan internasional, Sonny mengatakan hal itu merupakan salah satu cara pemerintah untuk menangkal penyebaran virus.
Menurutnya satgas telah meminta hotel-hotel untuk mensosialisasikan secara terbuka tarif karantina dengan biaya mandiri.
Untuk hotel bintang 2 misalnya untuk paket karantina 10 hari dibandrol paling murah dengan harga Rp 6.750.000 dan paling mahal dengan harga Rp 7.240.000.
“Semua kebijakan pemerintah bukan untuk menyusahkan, tapi untuk melindungi masyarakat,” lanjutnya.
Pada akhir pekan lalu juga terjadi peningkatan wisatawan domestik, yang menunjukkan peningkatan animo masyarakat untuk melakukan perjalanan sangat tinggi.
Namun, ia sekali lagi mengingatkan agar masyarakat yang akan berlibur di dalam negeri supaya benar-benar mematuhi protokol kesehatan.
Ia juga mengimbau agar masyarakat yang akan berlibur sudah divaksin dosis lengkap, benar-benar memperhatikan kondisi kesehatannya, dan pergi ke daerah atau tempat dengan tingkat resiko terpapar yang rendah.
Ia tidak menganjurkan masyarakat rentan seperti orang dengan komorbid dan lansia untuk melakukan perjalanan, karena kemungkinan resiko terpapar masih ada.
“Aman itu dalam artian kalau kita patuh protokol kesehatan. Tidak ada dalam masa pandemi aman 100 persen. Meminimalisir resiko bukan berarti menghilangkan resiko, itu yang berkali-kali kita sampaikan,” ujarnya.