News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Muktamar NU

Eks Wakil Kepala BIN Ini Trending, Didorong Ramaikan Bursa Caketum PBNU Melawan Said Aqil-Gus Yahya

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KH Asad Said Ali

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tokoh Nahdlatul Ulama KH Asad Said Ali telah menyatakan kesediaannya dicalonkan sebagai ketua umum PBNU dalam muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama.

Hal ini seakan menjawab harapan banyak Nahdliyin akan hadirnya calon alternatif ketua umum PBNU

KH As'ad Said Ali pun hari ini menjadi perbincangan warganet.

Namanya mendadak menduduki trending topik Twitter pada Kamis (23/12/2021).

Dukungan diberikan kepada KH As'ad untuk bisa bersaing dengan dua caketum lainnya yakni KH Said Aqil Siradj dan KH yahya Staquf atau Gus Yahya.

Baca juga: Sidang Pleno 1 Muktamar: Syarat Calon Ketua Umum PBNU, Harus Didukung Setidaknya 99 Suara

Sebelumnya, KH As'ad sendiri sudah menyatakan kesediaannya dicalonkan sebagai ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dalam muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama.

Pernyataan ini kembali disampaikan kepada wartawan, Selasa (21/12/2021).

Kesediaan tokoh yang pernah menjabat sebagai Wakil Ketua BIN era Presiden KH Abdurrahman Wahid ini, maju dalam kontestasi lima tahunan itu, berangkat dari dukungan sejumlah tokoh Nahdliyin dan keluarga pendiri NU.

Beberapa tokoh senior juga turut mendorong agar Kiai Asad turut serta dalam bursa ketua umum PBNU.

Dua nama, diketahui telah mendeklarasikan diri maju sebagai Ketum PBNU, yaitu Prof KH Said Aqil Siroj dan KH Yahya Cholil Staquf.

“Insya Allah saya positif untuk meramaikan bursa ketua umum PBNU,” kata Kiai Asad.

Dia mengatakan, NU pada dasarnya mempunyai potensi yang sangat luar biasa.

Ini dengan catatan jika fikrah/pemikiran bisa sejalan baik dengan amaliyah.

Dia menilai dengan segenap kerendahan hati jika pemikiran para pendiri (muassis) NU sudah sangat luar biasa, hanya saja harus didukung dengan implementasi atau amaliyah yang luar biasa pula.

Respons dan apresiasi terhadap pemikiran dan amaliyah NU bahkan banyak diapresiasi mancanegara.

Saat mengantarkan lawatan tokoh Taliban ke sejumlah pesantren di Indonesia, yang bersangkutan kagum keberadaan pesantren dan lembaga pendidikan NU.

Menurut Kiai Asad, NU mempunyai modal yang sangat kuat, salah satunya adalah Pendidikan Kader Penggerak NU (PKPNU). PKPNU saat ini sudah berada lebih di 11 ribu titik.

Dia menyebut, PKPNU merupkan modal penting untuk menjawab beragam persoalan internal NU seperti kemandirian.

Di samping itu, modal Aswaja juga tidak boleh dikesampingkan untuk menjawab tantangan di dunia dan Indonesia.

“Saya berkeyakin NU mempunyai potensi kuat untuk menandingi pemikiran luar,” kata sosok kelahiran Kudus, Jawa Tengah, 19 Desember 1949 itu.

Kendati demikian, dia sadar betul bahwa NU butuh nakhoda yang kuat dan merangkul semua elemen, terlebih menghadapi tantangan jelang usianya yang satu abad.

“Kita sempit kalau hanya satu kelompok saja tidak mampu, dan saya siap merangkul semua yang ada di NU,” kata jebolan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta itu.

Syarat Calon Ketua Umum PBNU, Harus Didukung Setidaknya 99 Suara

Sidang Pleno I Muktamar ke-34 NU akhirnya menyepakati tata tertib (tatib) pemilihan Ketua Umum (Ketum) PBNU.

Adapun hasilnya, mekanisme pemilihan Ketum disepakati dengan cara pemungutan suara.

"Kalau ketua umum itu setiap cabang, wilayah mengusulkan nama, siapa saja boleh mengusulkan nama," kata Ketua Komite Pengarah atau Steering Committee (SC) M Nuh saat dihubungi, Kamis (23/12/2021).

Setiap calon Ketum PBNU yang diusulkan oleh PWNU, dikatakan Nuh, nantinya harus mengantongi minimal 99 suara.

"Yang dapat 99 tadi itu kemudian diminta musyawarah di antara mereka. Apakah si A saja atau si B saja yang mau maju," kata Nuh.

Kemudian, jika dalam musyawarah itu tak menemukan kata sepakat, Nuh melanjutkan Rais Aam yang akan memilih siapa kandidat yang berhak maju.

"Terserah Rais Aam terpilih nanti kalau merekomendasikannya satu, dua atau tiga, itu terserah Rais Aamnya," ujar Nuh.

"Kalau Rais Aam sudah memberikan persetujuannya, kalau calonnya lebih satu, maka baru divoting lagi. Siapa yang dapat suara terbanyak dari situ, ya itu yang akan menjadi Ketum," tutur dia.

Sidang pleno 1 Muktamar ke-34 Nahdatul Ulama (NU) yang berlangsung di GSG UIN Raden Intan Lampung, Rabu (22/12/2021) akhirnya menyepakati berpindahnya lokasi pemilihan Ketua Umum PBNU ke Bandar Lampung.

Berdasarkan jadwal sebelumnya, pemilihan ketua dilangsungkan di PonPes Darus Sa'adah Lampung Tengah.

Ketua PCNU Bandar Lampung, Icwan Adji Wibowo saat dikknfirmasi membenarkan hal tersebut.

"Ya benar, sidang pleno satu sudah ketok palu," ujar Ichwan, Kamis (23/12/2021).

Ichwan mengatakan jika poin penting lain disepakati pada sidang pleno satu adalah syarat pencalonan Ketua Umum PBNU.

"Tadi malam disepakati soal persyaratan Calon ketua," ujar Ichwan.

"Jadi syarat menjadi calon Ketua Umum PBNU harus didukung oleh setidaknya 99 suara," ujar Ichwan.

Ia juga menambahkan jika lokasi pemilihan Ketua Umum PBNU juga berpindah ke Bandar Lampung.

"Lokasi pemilihan juga pindah ke Bandar Lampung," kata Ichwan.

Muncul 3 Opsi Tempat Pemilihan

Lokasi pemilihan ketua umum PBNU dialihkan ke Bandar Lampung.

Koordinator Humas Panitia Daerah Juwendra Asdiansyah membenarkan hal tersebut.

"Keputusan dalam pleno pertama tadi malam, sidang pleno Pemilihan Ketua dan Rais Aam yang semula dijadwalkan di ponpes Darussaadah Lampung tengah dipindahkan tidak dilaksanakan di sana (Darussaadah). dipindahkan ke kota bandar Lampung," kata Juwendra, Kamis (23/12/2021).

Meski begitu, kata Juwendra, untuk kepastian titik lokasi pleno pemilihan Ketua Umum dan Rais Aam PBNU belum diputuskan.

Apakah akan dilaksanakan di UIN, Malahayati, atau Unila.

"Titik pastinya apakah di UIN Unila Malahayati itu belum diputuskan. Yang jelas yang dipindahkan adalah pleno pemilihan ketua umum dan Rais Aam ke Bandar Lampung," kata Juwendra.

Sebagian berita tayang di Warta Kota dengan judul: KH As'ad Said Ali Trending, Didorong Ramaikan Bursa Caketum PBNU Melawan Said Aqil-Yahya Staquf

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini