Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG - Ketua PWNU Provinsi Jambi beserta PCNU Jambi menegaskan komitmennya mendukung Kiai Said Aqil Siraj untuk tetap mempimpin PBNU lima tahun mendatang.
Hal tersebut disampaikan oleh HM. Iskandar Nasution selaku Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jambi di sela-sela Muktamar NU ke 34 di Lampung, Kamis (23/12/2021).
"Kiai Said selama ini sudah membawa banyak kemajuan buat NU terutama bidang pendidikan, ekonomi umat, kesehatan, dan manajemen organisasi yang akuntabel," kata Iskandar.
Menurutnya, saat ini belum ada tokoh yang sekelas Said Awil untuk menggantikan posisinya sebagai Ketua Umum PBNU.
"Jadi kenapa harus diganti kalau masih lebih bagus," kata Iskandar.
Karena itulah, PWNU dan PCNU se-Jambi menilai kepemimpinan Said Aqil harus terus berlanjut.
"Selain sudah diakui secara nasional kamampuannya juga di akui oleh dunia internasional. Terbukti Beliau diangkat sebagai no 19 dari 50 tokoh dunia yang berpengaruh," tutur Iskandar.
Baca juga: Jelang Pemilihan Ketum PBNU, Said Aqil Paparkan Capaiannya Selama 5 Tahun Menjabat
Sebelumnya, Kepastian soal lokasi pemilihan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam Muktamar ke-34 di Lampung menemui. titik terang.
Lokasi ini mengalami perubahan, setelah sebelumnya pemilihan ketua umum PBNU diagendakan di Pondok Pesantren Daarussa'adah Lampung Tengah.
"(Pemilihan ketua umum) di Universitas Lampung," ujar Ketua Steering Committee Muktamar ke-34 NU, Muhammad Nuh di Gedung Serbaguna (GSG) Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Bandar Lampung, Kamis (23/12/2021).
Nuh mengatakan setiap calon Ketum PBNU yang diusulkan oleh PWNU nantinya harus mengantongi minimal 99 suara.
Baca juga: Digelar Malam Ini, Pemilihan Ketua Umum PBNU Dilakukan Lewat Voting
"Yang dapat 99 tadi itu kemudian diminta musyawarah di antara mereka. Apakah si A saja atau si B saja yang mau maju," kata Nuh.
Kemudian, jika dalam musyawarah itu tak menemukan kata sepakat, Nuh melanjutkan Rais Aam yang akan memilih siapa kandidat yang berhak maju.
"Terserah Rais Aam terpilih nanti kalau merekomendasikannya satu, dua atau tiga, itu terserah Rais Aamnya," ujar Nuh.
"Kalau Rais Aam sudah memberikan persetujuannya, kalau calonnya lebih satu, maka baru divoting lagi. Siapa yang dapat suara terbanyak dari situ, ya itu yang akan menjadi Ketum," tutur dia.